Kemungkinan Anda telah menerima nasihat karier untuk “menemukan seorang mentor” dari banyak orang entah itu dari penasihat karier, rekan yang lebih tua, hingga atasan baru Anda. Tentu saja, orang-orang tersebut sangatlah benar. Data secara jelas menunjukkan bahwa anak didik (baca: Anda) mendapat keuntungan dari memiliki seorang mentor.
Tetapi jika Anda memaknai nasihat ini secara literal, itu juga bisa saja sangat menyesatkan. Ketika kita mendengar kata-kata “temukan seorang mentor”, kita secara implisit mengartikannya sebagai “temukan SATU mentor.” Jadi, ketika perusahaan kami memberikan satu mentor formal kepada kami atau menyuruh kami memilih sendiri, kami beranggapan bahwa ini hanya sebagai tugas dan saat kami sudah menemukannya, kami tinggal memberikan checklist. Kenyataannya, menemukan hanya satu mentor tidak begitu membantu seperti yang Anda pikirkan. Bahkan, itu bisa memberikan keburukan daripada kebaikan.
Mari kita lihat mengapa ini bisa menjadi masalah dan apa hal yang bisa Anda lakukan untuk itu.
Permasalahan
Salah satu keuntungan memiliki seorang mentor adalah Anda bisa belajar dari pengalaman mereka. Jika Anda menanyakan pertanyaan yang benar, Anda bisa melihat bagaimana perspektif mereka dalam menegosiasi politik di tempat kerja, meminta naik gaji, dan proyek mana yang sekiranya bisa membuat Anda menonjol. Saran yang mereka berikan dibentuk oleh jalur karier, nilai, dan tujuan mereka. Artinya, sebagus apa pun niat baiknya yang mereka miliki, saran mereka bisa saja bias dan apa yang mereka katakan—baik atau buruk—pastinya akan berdampak pada perjalanan Anda.
Banyaknya mentor yang Anda miliki bisa membantu Anda memperoleh pandangan yang luar biasa dan sudut pandang yang berbeda dari banyak individu. Anda bisa mengambil sedikit demi sedikit yang dikatakan oleh para mentor dan memilih perkataan mana yang sesuai bagi karier Anda. Namun, hal ini akan jadi lebih sulit dilakukan ketika mentor hanya memberikan saran sekali dan tidak diteruskan lagi.
Risiko lain yang muncul saat menemukan “satu mentor” adalah bahwa seorang mentor tidak mungkin menjadi ahli dalam semua hal yang Anda perlukan, terutama di awal karier Anda. Transisi dari perguruan tinggi ke karier adalah masa pertumbuhan yang cepat yang akan mengharuskan Anda untuk membuat keputusan yang tak terhitung banyaknya: pekerjaan mana yang harus dipilih, bagaimana mengarahkan kemandirian finansial, cara terbaik untuk berurusan dengan rekan kerja yang sulit, bagaimana membangun jaringan, dan banyak lagi.
Tidak realistis saja ketika mengharapkan satu orang memiliki semua jawaban.
Ditambah lagi, jika Anda mencari mentor yang diagung-agungkan dan ahli di segala bidang, Anda tidak hanya membawa Anda pada kekecewaan, tetapi Anda juga menyita banyak waktu dan energi mereka. Bagi profesional yang sibuk dalam pekerjaan, akan semakin banyak tanggung jawab yang perlu mereka ambil dan pertanyaan, “Maukah Anda menjadi mentor saya?” akan semakin sulit untuk mendapat jawaban ya. Beban ini akan semakin berat bagi wanita atau orang kulit berwarna, yang lebih sering diminta untuk menjadi mentor dibandingkan dengan rekan kulit putih mereka.
Dengan memberikan keragaman portofolio mentor Anda, Anda bisa mendapatkan dukungan yang dibutuhkan tanpa membebani satu orang, dan menemukan orang yang tepat untuk membantu Anda mengatasi masalah yang menurut mereka unik untuk diselesaikan.
Solusi
Jika mengandalkan pada seorang mentor adalah proporsi karier yang berisiko, solusi yang jelas adalah dengan mendapatkan banyak mentor. Namun, melakukan hal ini secara efektif akan membutuhkan waktu dan latihan. Berikut ini saya akan menjelaskan langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk membantu Anda membingkai ulang pendekatan Anda dalam mendapatkan mentor dan secara proaktif mengembangkan jaringan dukungan yang membantu Anda berkembang dalam karier dan seterusnya. Proses ini sering disebut sebagai pemetaan mentor dan berfungsi sebagai perubahan pola pikir dan alat perencanaan.
Di bawah ini adalah beberapa langkah yang bisa diambil untuk memikirkan ulang konsep mentoring dan melakukan pendekatan dengan cara yang baru serta bijaksana.
1) Bayangkan seperti apa karir dan kehidupan Anda lima tahun ke depan. Apa yang ingin Anda lakukan? Bagaimana Anda ingin merasakan hal tersebut? Bagaimana hal tersebut bisa membawa perubahan pada masa sekarang?
Menciptakan visi masa depan adalah pokok pengembangan personal dan profesional yang baik. Dengan memulai hal ini, Anda dapat lebih jelas mengidentifikasi langkah-langkah yang perlu Anda ambil untuk sampai ke sana, mulai dari tempat Anda berada sekarang. Pada titik ini, biarkan diri Anda bermimpi besar tanpa terlalu khawatir tentang seberapa realistis Anda. Tujuannya di sini adalah untuk mengidentifikasi bantuan yang Anda perlukan untuk maju di jalan Anda, terlepas dari apakah visi yang tepat ini menjadi kenyataan atau tidak.
2) Buat daftar berbagai jenis dukungan yang Anda perlukan dari tempat Anda sekarang ke tempat yang Anda inginkan. Berpikirlah secara kreatif dan ekspansif. Pengetahuan apa yang ingin Anda dapatkan? Kemampuan apa yang ingin Anda kembangkan? Relasi seperti apa yang ingin Anda buat? Jawabannya dapat (dan seharusnya) mencakup beragam dukungan yang Anda butuhkan seiring kemajuan Anda baik secara profesional dan personal.
Para profesional muda yang telah bekerja dengan saya mengatakan jika mereka butuh dukungan dari orang yang bisa: memberikan peluang pencarian kerja, mengenalkan mereka dengan koneksi baru, membantu mereka mengatasi dilema dalam pekerjaan, membuat tujuan profesional, menjadi panutan dalam menyeimbangkan kehidupan dan pekerjaan, memberikan dukungan emosional selama masa sulit, dan memberikan saran finansial. Cobalah untuk menggunakan lembar kerja Mentor Map berikut untuk mencatat Jenis Dukungan di bagian yang disediakan.
3) Selanjutnya, pikirkan siapa yang bisa memenuhi posisi tersebut di hidup Anda. Kepada siapa Anda mencari dukungan emosional sekarang ini? Ke mana Anda mendapatkan saran negosiasi? Pada setiap kategori, tuliskan nama-nama yang muncul di pikiran Anda. Jika Anda tidak memiliki bayangan nama-nama dalam kategori tertentu sekarang ini, tidak perlu khawatir. Ini adalah informasi penting yang bisa Anda gunakan untuk membantu Anda semakin maju ke depan.
4) Sekarang, mundur sebentar untuk melihat ulang Mentor Map Anda. Apa yang Anda perhatikan? Berikut adalah beberapa pertanyaan yang bisa Anda pikirkan:
- Apakah ada bidang tertentu di mana Anda memiliki banyak orang untuk membantu Anda? Mengapa Anda merasa dapat mengakses jenis dukungan ini?
- Apakah ada kebutuhan dukungan tertentu di mana Anda tidak memiliki mentor yang dapat dipercaya? Apa hambatan yang membuat sulit untuk mengakses jenis dukungan ini?
- Apakah Anda mengandalkan orang yang sama untuk memenuhi berbagai kebutuhan? Apakah mereka orang terbaik yang menyediakan setiap jenis dukungan yang Anda butuhkan? Apakah mereka merasa terbebani?
- Apakah Anda meminta saran dari orang-orang di luar bidang keahlian mereka? Apakah masing-masing dari orang-orang ini secara unik cocok untuk membimbing Anda di bidang yang Anda andalkan?
Berdasarkan jawaban Anda terhadap pertanyaan tersebut (atau apa pun yang Anda perhatikan), mulailah mengidentifikasi pada bagian mana Anda memiliki “mentor yang hilang” dan “mentor yang salah tempat”. Mentor yang hilang adalah jenis dukungan yang Anda perlukan untuk maju tetapi saat ini tidak ada dalam daftar Anda. Mentor yang salah tempat adalah mentor yang mendukung Anda di area di mana mereka tidak terlalu cocok untuk memberikan nasihat. Seorang mentor yang muncul di terlalu banyak bidang kebutuhan Anda mungkin juga menjadi “mentor yang salah tempat.” Dengan mengetahui hal ini, pindahkan atau hapus mentor dari area tertentu di Mentor Map Anda.
Saat Anda menyelesaikan tahapan-tahapan tersebut, Anda akan punya pemahaman yang lebih baik mengenai langkah selanjutnya yang perlu diambil untuk memperkuat dukungan di sekitar Anda. Anda dapat membuat rencana untuk mengisi “mentor yang hilang” dengan mengembangkan hubungan baru atau memperkuat yang sudah ada.
Selagi Anda berhasil mengembangkan hubungan tersebut, Anda akan lebih sering menemukan orang yang mengatakan ya untuk memberikan dukungan atau nasihat tentang topik tertentu, bukan hanya sekadar untuk menjawab pertanyaan, “Maukah Anda menjadi mentor saya?” Dengan membagikan visi masa depan Anda dan memperjelas tujuan Anda dalam hal ini, Anda sudah memulai membangun koneksi yang autentik dan bermakna yang akan menjadi sumber dukungan bagi Anda. Dengan melakukan itu, Anda bisa menghindari risiko menjadi mangsa mitos mentor.
Sumber: Harvard Business Review (Alyssa F. Westring, 22 Juni 2021)