Memotivasi Karyawan Bukan Hanya Soal Reward dan Hukuman

Secara teori, memotivasi karyawan memang terlihat mudah. Namun, kenyataannya, memotivasi karyawan justru penuh dengan tantangan. Sebagai seorang pemimpin, kita diminta untuk memahami apa yang bisa memotivasi setiap anggota tim dan menyesuaikannya dengan baik. Ini menjadi hal yang cukup menantang bagi para pemimpin, terutama yang memiliki tim besar dan sudah kewalahan dengan beban kerja yang diberikan. 

Para pemimpin diminta untuk menggunakan metode ‘wortel dan tongkat’ dalam memotivasi karyawan. Dalam hal ini, ‘wortel’ adalah bentuk penghargaan atas kepatuhan dan ‘tongkat’ adalah hukuman atau konsekuensi atas ketidakpatuhan. Namun, saat satu-satunya tugas pemimpin adalah membuat patuh dan memaksa orang lain untuk melakukan sesuatu, kemungkinan hanya pemimpin yang akan merasa termotivasi. 

Lalu, mengapa tidak mencoba cara lain untuk memotivasi? Saya ingin menyarankan salah satu pemikiran yang mengatakan jika konsep utama dari motivasi adalah bukan hanya soal menghasilkan pekerjaan yang luar biasa, tetapi lebih ke perasaan puas karyawan terhadap pekerjaan yang dilakukan. Semakin puas seorang karyawan terhadap pekerjaan mereka, mereka akan semakin termotivasi dari waktu ke waktu. Dengan tidak lagi menggunakan cara tradisional wortel dan tongkat dalam memotivasi karyawan, kita bisa lebih meningkatkan diskusi dengan karyawan, seperti dengan cara berikut ini. 

Jelaskan konteks dan gambarkan relevansi pekerjaan. Tak ada motivasi terbaik bagi karyawan selain pemahaman jika pekerjaan mereka sangat berarti dan berdampak bagi seseorang lebih dari nilai keuangan semata. Untuk memotivasi karyawan, mulailah dengan menjelaskan konteks pekerjaan yang harus mereka kerjakan. 

Apakah yang kita lakukan sebagai sebuah perusahaan dan tim? Mengapa kita melakukannya? Siapa yang mendapat manfaat dari pekerjaan kita dan bagaimana? Seperti apa kesuksesan di mata tim dan setiap karyawan? Peran apa yang harus dilakukan setiap karyawan untuk mencapai kesuksesan tersebut? Pada akhirnya, setiap karyawan akan termotivasi saat pekerjaan mereka bisa bermakna atau relevan. 

Antisipasi halangan untuk membuat progres. Ketika Anda bertanya tentang hal penting pada para anggota tim, tanpa ragu mereka akan menjelaskan tentang hambatan dan tantangan yang mereka temui saat menuju kesuksesan. Tantangan atau hambatan bisa berdampak pada motivasi secara material dan Anda harus bisa mengidentifikasi dan mengatasinya. 

Kesulitan apa yang mungkin mengganggu pekerjaan karyawan? Apa yang bisa Anda lakukan untuk memudahkan beban kerja karyawan? Hambatan apa yang bisa saja muncul? Bagaimana Anda mengatasinya? Bagaimana Anda tetap bekerja, sambil melihat adanya hambatan yang datang dan membuka jalan kesuksesan? Para karyawan akan termotivasi ketika mereka membuat progres tanpa gangguan yang tidak perlu dan beban yang tak seharusnya.  

Akui kontribusi dan tunjukkan apresiasi. Meskipun metode wortel dan tongkat cukup menarik untuk memotivasi karyawan, nyatanya metode itu tidak begitu berpengaruh pada motivasi jangka panjang. Jauh lebih penting dari itu adalah komitmen Anda dalam mengenali dan mengakui kontribusi yang diberikan karyawan, sehingga mereka akan merasa diapresiasi dan dihargai. Sering kali para pemimpin meragukan pentingnya pengakuan untuk mendorong kemampuan terbaik karyawan. 

Apa pencapaian penting yang sudah dicapai? Hasil tak terduga dan luar biasa apa yang sudah Anda sadari? Siapa yang bekerja melampaui panggilan tugas untuk membantu mencapai deadline? Siapa yang sudah memberikan pelayanan atau dukungan terbaik bagi konsumen?  Siapa yang mematuhi saran Anda dan bisa memberikan contoh bagi karyawan lain dan perlu untuk mendapat pengakuan? Para karyawan akan termotivasi ketika mereka diapresiasi dan kontribusi mereka diakui. 

Lihat motivasi dalam diri Anda. Bagaimana jika Anda sudah melakukan semua hal di atas, tetapi masih kesusahan dalam memotivasi orang lain? Di sinilah Anda perlu untuk melihat motivasi dalam diri Anda. Para karyawan pastinya tahu apakah pemimpin mereka memiliki keterikatan yang tulus dengan pekerjaan atau tidak. Jika Anda sendiri sebagai pemimpin tidak antusias dengan perusahaan, tim, ataupun pekerjaan yang Anda lakukan, sangat tidak mungkin jika Anda bisa jadi motivator yang hebat bagi orang lain. 

Apa hal-hal yang Anda sukai dari pekerjaan Anda? Apa yang membuat Anda bangga memimpin tim Anda? Pengaruh apa yang bisa Anda dan tim Anda berikan baik di dalam maupun di luar perusahaan? Bagaimana Anda bisa beradaptasi dengan profesi Anda untuk meningkatkan antusiasme dalam bekerja? Para karyawan akan merasa termotivasi ketika pemimpin mereka sendiri juga termotivasi. Intinya: Jangan bergantung pada metode dan cara jadul untuk memotivasi karyawan Anda. Diskusikan dengan tim Anda tentang relevansi pekerjaan yang mereka lakukan tiap hari. Selalu aktif dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah untuk karyawan. Akui kontribusi yang dilakukan oleh karyawan secara spesifik dan secara teratur. Hubungkan dengan motivasi Anda sebagai pemimpin dan bagikan kepada para karyawan. Dibandingkan menggunakan metode wortel dan tongkat, bangun diskusi yang bermakna dengan karyawan Anda. Dengan begitu, Anda akan dengan mudah membangun tim yang memiliki motivasi tinggi.

Sumber: Harvard Business Review (Lisa Lai, 27 June 2017)

Share your love
Facebook
Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *