Alasan Mengapa Self-Leadership Menjadi Faktor Leadership Paling Penting

Para leader akan mengalami keberhasilan atau kegagalan bergantung pada kemampuan mereka dalam mengarahkan situasi yang paling penting, kompleks, dan relasional secara efektif. Itu semua adalah situasi tersulit yang secara berkala dihadapi oleh leaders ketika tak ada satu pun jawaban yang benar. Dengan melibatkan orang lain secara tepat adalah hal yang esensial bagi kesuksesan. 

Lingkungan bisnis di masa kini membutuhkan kemampuan leaders yang lebih beragam dan dinamis dari sebelumnya. Leaders harus bekerja sama dengan lebih banyak orang, mengarahkan struktur matriks, beradaptasi dengan perkembangan yang cepat, dan bekerja di situasi yang tidak pasti. 

Saya telah menjadi coach dan melatih ribuan leaders dan karyawan selama masa karier saya dan kebanyakan dari mereka memiliki lebih dari sekadar kecerdasan, kesediaan, dan pengetahuan untuk menjadi sukses. Penelitian menunjukkan jika dua alasan utama leaders gagal karena gagalnya relasi atau karena mereka gagal untuk secara terus menerus belajar. Kesuksesan leadership yang berkelanjutan ditentukan oleh kemampuan seseorang untuk mengembangkan keterampilan self-leadership tingkat lanjut yang memungkinkan seseorang untuk menavigasi situasi penting, kompleks, dan relasional. 

Model SOAR untuk Self-Leadership 

Anda mungkin sudah mendengar berkali-kali betapa pentingnya menunjukkan kesadaran diri, kecerdasan emosional, inklusi, mindfulness, empati, kecerdasan sosial, dan ketangkasan pembelajaran bagi para leaders. Dalam buku yang baru-baru ini kami publikasikan, Getting It Right When It Matters Most (Gambill and Carbonara, 2021), kami mengenalkan Model SOAR Self-Leadership. Model ini mengambil pengetahuan dan keterampilan paling penting dan sedikit dari tiap konsep penting dan meletakkannya di roadmap yang praktikal, bisa diaplikasikan, dan didukung  oleh penelitian guna menavigasi situasi paling sulit secara efektif. Empat fase dari model tersebut adalah Self, Outlook, Action, dan Reflection (SOAR). 

Entah itu baik atau buruk, Anda membawa Diri Anda (Self) dalam setiap situasi penting, kompleks, dan relasional yang Anda hadapi untuk menciptakan kebutuhan akan Pandangan (Outlook) intensional yang memungkinkan Anda untuk memilih satu atau sekumpulan Tindakan (Actions)—yang akan mengarahkan pada hasil positif, negatif, atau netral sebagai bentuk Refleksi (Reflection) yang bisa mengarahkan pada pertumbuhan yang berkelanjutan. Begitulah siklusnya. 

Leaders yang paling efektif akan menunjukkan pola perilaku Self-Leadership dan semua tindakannya yang lain juga didasarkan dengan pola tersebut. Kesuksesan atau kemunduran kita secara langsung terkait dengan bagaimana kita membawa diri ketika menghadapi situasi sulit. Model SOAR Self-Leadership memberikan sebuah kerangka kerja untuk mengembangkan pengetahuan dan alat yang penting untuk pengelolaan Diri (Self) secara efektif, memunculkan kesadaran dan kejelasan pada peluang dengan Pandangan (Outlook) Anda, menciptakan wawasan untuk melakukan Tindakan (Actions), dan memahami dan mempelajari hasil yang didapatkan melalui Refleksi (Reflection). Penelitian menunjukkan jika orang-orang yang menunjukkan keterampilan Self-Leadership tingkat lanjut akan:

  • Memberikan kinerja yang lebih tinggi pada pekerjaan boundary-spanning yang membutuhkan sensitivitas pada  isyarat sosial 
  • Lebih efektif dalam menyelesaikan ulang konflik interpersonal
  • Cenderung lebih terlihat sebagai seorang leader
  • Mendapat lebih banyak promosi

Di bawah ini adalah 4 fase dari Model SOAR Self-Leadership. Bacalah definisi dan perilaku dari tiap fase berikut untuk menilai seberapa baik Anda mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan Self-Leadership.

Self (Diri)

Memahami keunikan diri Anda yang telah berkembang sesuai dengan kombinasi kepribadian, ciri fisik, kecerdasan, kebiasaan, keyakinan, kekuatan, dan kelemahan. 

  • Saya mengetahui dengan jelas seluruh tujuan saya 
  • Saya mampu mengenali value diri sendiri yang paling saya yakini 
  • Saya menyelaraskan tindakan saya dengan tujuan dan value personal saya. 
  • Saya tahu lingkungan seperti apa yang bisa memunculkan Diri Terbaik saya
  • Saya tahu lingkungan seperti apa yang bisa memunculkan Diri Terburuk saya
  • Saya memahami kekuatan saya dan bagaimana memanfaatkannya
  • Saya memahami kelemahan saya dan bagaimana menguranginya
  • Saya memprioritaskan perawatan diri untuk memenuhi kebutuhan paling mendasar saya
  • Saya mampu memahami saat kebutuhan paling fundamental saya tidak bisa dipenuhi

Outlook (Pandangan)

Sebuah kesadaran akan bagaimana bias dan emosi Anda berdampak pada pandangan Anda terhadap situasi penting dan kompleks yang membutuhkan relasi kuat untuk bisa mencapai keberhasilan.

  • Saya mencoba memahami situasi orang lain sebelum membuat penilaian
  • Saya menyadari bagaimana persepsi bias saya bisa mengubah bagaimana saya memandang situasi dan orang lain
  • Saya memahami emosi saya dan bisa secara akurat mendeskripsikan perasaan saya
  • Saya tahu situasi apa yang memicu emosi negatif saya
  • Saya memahami bagaimana emosi negatif bisa memengaruhi perilaku saya
  • Ketika merasakan emosi negatif, saya selalu berhenti sejenak untuk mendapatkan keseimbangan sebelum mengambil tindakan
  • Saya mengontrol napas saya untuk menenangkan emosi dalam diri saya
  • Saya mencari perspektif yang beragam ketika menghadapi situasi rumit
  • Saya tetap jujur dengan Diri Terbaik saya ketika menghadapi situasi sulit

Action (Tindakan)

Diskusi yang memungkinkan Anda untuk berhasil mengatasi situasi paling penting, kompleks, dan relasional. 

Selama menghadapi diskusi alot:

  • Saya menetapkan niat yang sejalan dengan tujuan dan value saya 
  • Saya mencoba memperjelas dan menyelaraskan diri terhadap inti masalah
  • Saya mampu mengatasi reaksi defensif orang lain
  • Saya secara aktif mencoba memahami perspektif orang lain
  • Saya mengajukan pertanyaan lanjutan untuk meningkatkan pemahaman saya
  • Saya membiarkan keheningan ketika menanyakan pertanyaan 
  • Saya menyiapkan diri untuk membagikan perspektif mengenai suatu permasalahan
  • Saya mengajak orang lain menciptakan solusi
  • Saya mengembangkan kesepakatan yang jelas untuk tindakan bersama

Reflection (Refleksi)

Proses untuk mengevaluasi perilaku, perspektif, kebiasaan, dan komunikasi Anda secara kritis dari tindakan sebelumnya untuk mendapatkan wawasan terhadap tantangan masa depan. 

  • Saya secara berkala melakukan refleksi untuk belajar dari tindakan saya
  • Saya membuat tujuan untuk perbaikan diri yang terus menerus
  • Saya memprioritaskan waktu untuk belajar
  • Saya secara cermat mempraktikkan pengembangan keterampilan baru
  • Saya membagikan tujuan untuk pertumbuhan diri saya dengan rekan yang bisa dipercaya
  • Saya memiliki jaringan sosial yang mendukung pembelajaran dan pertumbuhan saya
  • Saya menciptakan strategi untuk mengatasi tantangan yang berulang untuk pengembangan diri
  • Saya secara aktif meminta feedback dari orang lain
  • Saya mendengarkan feedback konstruktif tanpa menjadi defensif

Anda perlu mengembangkan kemampuan Self-Leadership lebih baik dari sebelumnya supaya Anda mampu mengembangkan pandangan, kerangka kerja, dan tindakan Anda untuk menavigasi tantangan dan peluang baru. Dalam lingkungan yang selalu berubah dan saat kebiasaan, tingkah laku, dan pemikiran Anda tidaklah cukup, model SOAR disajikan sebagai sebuah kerangka kerja untuk membantu Anda menilai dan mengembangkan keterampilan Self-Leadership Anda.

Sumber: LinkedIn (Tony Gambill, 28 April 2022)

Share your love
Facebook
Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *