Anda Tidak Akan Pernah “Terjebak” di Tempat Kerja. Stop Merasa Bersalah.

Banyak orang memiliki to-do list yang begitu panjang dan tidak jelas adanya ujung dari daftar tersebut. Dan ketika pekerjaan-pekerjaan penting belum selesai, mudah rasanya merasa bersalah atau malu akan apa yang belum terselesaikan. Tetapi, apakah itu semua emosi yang bermanfaat? Jawabannya: Tergantung. Malu hampir tidak pernah jadi emosi yang bermanfaat. Nyatanya, emosi ini cenderung mengganggu produktivitas Anda. Merasa bersalah, di lain sisi, bisa memotivasi Anda untuk menyelesaikan sesuatu, tetapi hanya jika Anda berada dalam posisi yang ingin mengambil tindakan. Lebih baik Anda menghindari emosi tersebut sepenuhnya, terutama ketika Anda berada jauh dari kantor. 

Kebanyakan orang yang saya tahu memiliki to-do list sangat panjang yang tidak jelas ujung dari daftar tersebut. Beberapa pekerjaan, bahkan yang paling penting, berakhir tidak selesai dalam waktu lama, dan mudah rasanya untuk mulai merasa bersalah atau malu akan suatu yang belum terselesaikan. 

Orang-orang mengalami perasaan bersalah dan perasaan ini erat kaitannya dengan malu ketika mereka melakukan hal yang salah. Perasaan bersalah berfokus secara internal pada tingkah laku yang telah dilakukan seseorang, sementara perasaan malu cenderung melibatkan perasaan seolah Anda adalah orang yang buruk, terutama dalam konteks perilaku buruk yang telah diakui oleh khalayak umum. 

Pertanyaan fundamentalnya adalah apakah perasaan-perasaan itu adalah suatu hal yang baik. Untuk menjawabnya, perlu rasanya menyadur film Bridge of Spies. Mark Rylance memerankan mata-mata Rudolf Abel. Dalam satu situasi dia ditanya apakah dia merasa khawatir, dan dia menjawab, “Apakah itu membantu?”

Dalam hal ini, jawabannya adalah, “Tergantung.” 

Perasaan bersalah terkadang bisa jadi memotivasi. Contohnya, perasaan bersalah bisa meningkatkan kecenderungan seseorang untuk bekerja sama. Dan di beberapa kasus, perasaan bersalah juga bisa memotivasi orang untuk membuat progres pada proyek yang terhenti. Setidaknya, perasaan bersalah tidak terlihat membuat orang jadi buruk dalam menyelesaikan pekerjaan. Akan tetapi, perasaan bersalah ketika Anda berada jauh dari pekerjaan, ketika Anda tidak berada dalam posisi untuk menangani pekerjaan tersebut, tidaklah membantu, dan bisa jadi sangat menyiksa. Ini akan memperburuk perasaan Anda mengenai pekerjaan Anda secara umum dan merusak waktu yang bisa Anda habiskan dengan teman, keluarga, atau terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan. 

Malu adalah cerita yang berbeda. Ada bukti bahwa orang akan secara eksplisit melakukan prokrastinasi untuk menghindari rasa malu. Merasa malu pada pekerjaan yang belum Anda selesaikan cenderung membuat masalah memburuk, tidak semakin membaik, justru membuatnya jadi emosi yang hampir tidak pernah membantu. 

Apa yang bisa Anda hindari untuk menghindari efek negatif dari perasaan bersalah dan malu?

Salah satu faktor yang membuat emosi tersebut semakin menyiksa adalah rumination—proses pemikiran berulang mengenai sesuatu yang memicu kekhawatiran (anxiety). Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk memutus dan melawan pikiran negatif tersebut. 

Berlatih untuk mengasihani diri sendiri. Bersikap baik dan bersedia memaafkan diri Anda sendiri mampu meringankan efek negatif dari malu. Bayangkan jika Anda memberi nasihat kepada orang lain yang berada dalam situasi yang Anda hadapi—katakanlah kepada seorang teman yang mengerjakan beberapa proyek. Kemungkinan Anda akan memberi tahu orang lain untuk beristirahat. Namun, Anda juga harus bersedia memberi diri Anda nasihat yang sama.

Fokus pada Pencapaian Anda. Penelitian yang dilakukan Gabriele Oettingen menunjukkan jika berfokus pada celah antara apa yang telah Anda capai dan apa yang ingin Anda capai membawa pada perasaan tidak puas. Energi itu bisa memotivasi untuk bertindak, tetapi ketika Anda tidak mampu mengambil tindakan, berfokus pada pencapaian Anda justru mampu memberikan perasaan bangga pada apa yang telah Anda lakukan. Hilangkan perasaan bersalah dengan merasa puas pada apa yang telah Anda lakukan. Ketika Anda berada di posisi untuk mengambil tindakan, katakanlah kembali duduk di meja Anda di Senin pagi, maka Anda dapat memanfaatkan ketidakpuasan yang berasal dari fokus Anda pada hal yang belum dilakukan dengan lebih baik. 

Praktikkan penerimaan. Salah satu manfaat dari teknik-teknik mindfulness adalah perasaan menerima akan situasi Anda saat ini. Ini juga akan bermanfaat ketika Anda mencoba mengatasi perasaan bersalah. Pada saat-saat itu, Anda perlu ingat bahwa semua pekerjaan yang harus Anda lakukan akan tetap ada di sana saat Anda kembali bekerja, terlepas dari apakah Anda merasa bersalah saat itu atau tidak. Dengan kata lain, ingatkan diri Anda bahwa perasaan bersalah pada saat itu tidaklah membantu.

Anda mungkin ingin menggunakan perasaan bersalah sebagai alat motivasi di saat Anda harus menyelesaikan pekerjaan. Jika Anda tidak ingin menggunakannya, kembangkan strategi untuk meninggalkan perasaan tersebut. Dan temukan cara untuk mengurangi perasaan malu. Sadari jika gagal dalam menyelesaikan pekerjaan tidak membuat Anda jadi orang yang buruk. Itu hanya membuat Anda sebagai manusia.

Sumber: HBR (Art Markman, 19 Juli 2018)

Share your love
Facebook
Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *