Sebuah perusahaan tidak lebih percaya diri dari pemimpinnya, yang menonjolkan pentingnya pemimpin untuk menunjukkan kepercayaan diri yang teguh dalam dirinya, visi mereka, strategi mereka, dan orang-orang mereka. Memimpin dengan percaya diri melibatkan kondisi penting seperti menghindari hal yang berlawanan (memimpin dari tempat yang penuh ketakutan) dan belajar bagaimana mengatasi kritik. Hal ini juga termasuk mengetahui tidak hanya perilaku apa yang perlu ditunjukkan tetapi perilaku apa yang harus dihindari.
Setelah melihat banyaknya pemimpin selama masa 30 tahun karier, mulai dari sangat percaya diri hingga ke titik arogan, lalu menjadi malu dan tidak yakin, saya telah mengamati apa yang disebut sebagai pemimpin sangat percaya diri (tapi tidak secara salah) dan jebakan perilaku yang mereka hindari. Berikut adalah 14 perilaku percaya diri pilihan yang dihindari.
1. Mereka tidak mencari perhatian dan pujian.
Kenyataannya, orang yang sangat percaya diri mencari kesempatan untuk merayakan kesuksesan orang lain. Dan saya telah mempelajari jika lebih banyak pujian yang Anda berikan, lebih banyak pujian yang akan kembali pada Anda.
2. Mereka menolak membuat alasan.
Alasan-alasan adalah upaya untuk menghindari tanggung jawab dan kesalahan. Orang percaya diri menerima tanggung jawab dan tidak khawatir disalahkan. Mereka menerima kesalahan mereka dan meminta respek secara sesuai. Mereka tidak bersembunyi di balik keadaan atau kurangnya sumber daya untuk membenarkan saat tidak bisa mencapai sesuatu.
3. Mereka tidak defensif.
Defensif hanya bentuk lain dari menghindari kesalahan—bahkan lebih buruk dibandingkan dengan yang di atas karena sering kali tidak hanya menghindari kesalahan tapi mengarahkan dan memproyeksikannya ke orang lain.
4. Mereka tidak menghindari konflik.
Konflik membawa pertentangan dan orang yang percaya diri sangat yakin bisa menangani ketegangan itu. Mereka bahkan menantinya, melihat hal itu sebagai sebuah mekanisme untuk gerak cepat mengatasi perbedaan dan ketidaksetujuan untuk bergerak menuju penyelesaian.
5. Mereka tidak bersembunyi di balik keragu-raguan.
Memilih untuk tidak memilih masih termasuk sebuah pilihan, yang korosif. Keragu-raguan muncul dari rasa tidak aman (insecurity) atau sebuah ketakutan membuat keputusan salah dan terlihat buruk. Orang yang terlalu percaya diri tidak gelisah tentang siapa yang benar—mereka gelisah tentang apa yang benar. Dan jika mereka salah dalam memutuskan, maka biarlah. Maju. Lanjut. Hidup dan belajar.
6. Mereka tidak tertindas oleh umpan balik.
Kenyataannya, pimpinan yang sangat percaya mencari umpan balik (feedback). Mereka melihatnya sebagai sebuah hadiah yang nyata; kenyataan bahwa seseorang meluangkan waktunya untuk membantu mereka belajar dan tumbuh sangatlah diapresiasi. Mereka tahu mereka jauh dari sempurna dan menerima perjalanan menjadi versi diri mereka yang lebih baik lagi.
7. Mereka tidak merasa sedang berkompetisi dengan orang lain.
Mereka fokus untuk menjadi lebih baik dibandingkan hari kemarin dan tidak terjebak untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain. Mereka menyambut kompetisi ketika persaingan itu muncul, tapi melihat itu sebagai sebuah kesempatan untuk mendorong diri mereka dan berkembang, bukan sebagai sebuah kesempatan untuk menjadi dominan.
8. Mereka tidak takut untuk mengambil sikap.
Mengambil sikap maksudnya Anda akan jadi menonjol, yang tidak semua orang bisa melakukannya. Tapi ini untuk orang yang sangat percaya diri, yang tahu jika keaslian mengalahkan persetujuan. Mereka ingin hasil, bukan penghiburan. Jika pendirian mereka mengundang perbedaan pendapat, biarlah, dan kita semua lebih baik untuk itu, kata orang yang percaya diri.
9. Mereka tidak malu terhadap kegagalan dan kemunduran.
Pimpinan yang sangat percaya diri melihat kesulitan sebagai sesuatu yang menciptakan sukses, bukan yang mencegah sukses. Pimpinan paling percaya diri yang saya pernah bekerja untuknya merasa jika dia gagal kalau dia tidak gagal. Dia sudah cukup percaya pada dirinya untuk tahu dia lebih besar dari masalah apa pun yang dibuatnya.
10. Mereka tidak menerpa diri mereka dengan self-talk negatif.
Seorang yang percaya diri tidak terobsesi apakah mereka sudah cukup baik. Mereka tahu mereka baik. Dan itu cukup. Mereka tidak merasa perlu menjadi sempurna dan menyalahkan diri mereka sendiri jika mereka kurang dari sempurna. Mereka mengaplikasikan pola pikir penerimaan dan pemulihan ketika tidak berhasil.
11. Mereka tidak menyebarkan energi negatif.
Ketika orang dengan energi negatif memproyeksikan vibe tak tertolong dalam diri mereka pada dunia, sering kali itu ditutup-tutupi. Mereka tidak merasa baik dengan diri mereka atau sesuatu dalam hidup mereka, sehingga mereka ingin memproyeksikan sentimen itu di manapun. Orang percaya diri tidak memiliki hal ini, karena mereka tidak butuh membangun diri mereka dengan meruntuhkan orang lain atau sesuatu.
12. Mereka tak hanya bicara tentang diri mereka.
Apakah ada yang lebih menimbulkan rasa tidak aman daripada saat seseorang merasa terdorong untuk membicarakan semuanya tentang diri mereka sendiri sepanjang waktu?
13. Mereka tidak melakukan hal kecil dengan melakukan segalanya.
Mereka tidak khawatir menutupi kelebihan dan kekurangan mereka. Mereka fokus pada hal yang penting dan senang hati menerima kritik karena tidak memprioritaskan yang lain.
14. Mereka tidak butuh izin untuk bertindak.
Mereka tahu jika pembangun rumah butuh izin untuk bertindak, tapi pendiri bisnis tidak. Mereka bukannya tidak menghargai otoritas. Justru, mereka penuh tanggung jawab, tapi mandiri.
Sumber: Inc. (SCOTT MAUTZ, PEMBICARA UTAMA DAN PENULIS ‘FIND THE FIRE’ DAN ‘MAKE IT MATTER’)