Cara Melawan Tekanan karena Banyak Kerjaan (Overwork)

Ringkasan.

Kita semua menghadapi tekanan internal dan eksternal dalam hal overwork. Tetapi, untuk merasa utuh dalam hidup dan karier Anda, Anda perlu melawan dorongan tersebut. Pertama, pahami bahwa kerja berlebihan (overwork) tidak diperlukan untuk mencapai kesuksesan profesional; jika Anda mendapati diri Anda didorong oleh orang lain yang memercayainya, ingatkan diri Anda tentang hal yang sebenarnya dengan melakukan self-talk yang positif. Kedua, pahami nilai-nilai diri Anda dan ikuti hal tersebut. Ketiga, jangan berfokus pada gila kerja untuk maju, tetapi fokuslah pada tujuan yang lebih dalam dan keahlian Anda. Keempat, temukan panutan positif yang telah membuktikan pencapaiannya tanpa melakukan overworking. Dan, terakhir, belajarlah untuk mengabaikan permintaan yang tidak masuk akal, bahkan ketika itu datang dari atasan.

Hanya sedikit dari kita yang ingin bekerja berlebihan (overwork). Bahkan ketika pekerjaan kita terasa bermakna, kita lebih suka bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja. Kita juga perlu mencurahkan waktu dan mendapat manfaat dari minat dan hobi lain, keluarga dan teman, rekreasi, dan belajar hal yang tidak terkait dengan profesi kita. Itu semua adalah hal-hal yang berarti bagi diri kita.

Tetap saja, mudah bagi kita terbawa (atau terjebak) untuk melakukan overwork. Untuk menghindari ini, Anda memerlukan strategi yang tepat seperti berikut. 

Pahami jika kesuksesan tidak membutuhkan overwork.

Jika Anda percaya pada pemikiran overwork, meski hanya sedikit, Anda tidak akan bisa melawan pemicu, seperti saat orang lain membanggakan kerja keras mereka. Tekanan sosial ini akan mengaktifkan kecemasan Anda dengan semua reaksi emosional dan fisik yang menyertainya.

Contohnya, penulis lain baru-baru ini memberi tahu saya berapa banyak wawancara podcast yang telah dilakukan untuk mendukung peluncuran bukunya. Pencapaiannya jauh lebih dari saya, dan ini membawa saya pada lingkaran kecemasan. Bahkan beberapa jam kemudian, detak jantung saya terhitung tetap meningkat dan pikiran saya terus melayang kembali ke sana.

Untuk menghindari godaan mengikuti para overworker seperti penulis itu, Anda harus secara berani menolak gagasan bahwa perilaku seperti itu diperlukan atau bahkan bermanfaat untuk kesuksesan. Saya benar-benar harus berkata pada diri saya sendiri, “Orang itu percaya bahwa overworking diperlukan untuk sukses. Tetapi, saya tidak percaya itu.”

Jika suatu situasi terus memicu Anda, cobalah untuk melakukan self-talk yang lebih berbelas kasih. Misalnya, “Saya merasa cemas jika saya tidak percaya pada asumsi mereka, saya akan gagal. Kesuksesan saya penting bagi saya, jadi ini membuat saya takut. Tapi saya akan mengingatkan diri sendiri tentang bagaimana saya bisa melakukan pekerjaan terbaik saya melalui metode yang tidak melibatkan overworking.”

Kenali nilai-nilai diri Anda. 

Saat penulis itu berbicara tentang kemunculannya di banyak podcast, nada bicaranya tidak terdengar seperti “Saya berhasil menjalin koneksi dengan begitu banyak pewawancara yang luar biasa, dan itu sangat menarik dan memperkaya diri saya.” Tetapi, lebih seperti: “Saya menjalaninya terus menerus. Pastinya capek sekali ‘kan harus melakukannya?”

Saya tidak pernah mau merasa seperti itu saat melakukan wawancara. Saya ingin menjalaninya dengan rasa ingin tahu, rasa ingin belajar sesuatu dari pewawancara, dan terdorong untuk memikirkan ide secara berbeda atau mengungkapkan pemikiran saya sendiri dengan cara yang belum pernah saya lakukan sebelumnya.

Disamping itu, saya juga menghargai efisiensi. Saya mungkin bisa menjadi tamu di 100 podcast. Tetapi, bukankah jauh lebih cerdik jika memilih 20 podcast yang paling mungkin mendorong penjualan buku dan kemudian 5 hingga 10 podcast lainnya yang tampaknya menarik digunakan untuk menunjukkan ketidakpastian dan keberuntungan dalam proses. 

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk secara spesifik mengidentifikasi nilai-nilai Anda. Tentu, sebagian besar dari kita setuju bahwa hal-hal seperti kesetaraan, keadilan, efisiensi, kemurahan hati, keberanian, kemandirian, tantangan, kerja sama, dan petualangan adalah hal-hal yang baik. Tetapi, kita memiliki prioritas yang berbeda (pada nilai-nilai terpenting diri kita) dan pada hal yang paling membuat kita merasa hidup dan membuat karier kita bermakna dan berada di jalur yang benar. Misalnya, jika Anda sangat menghargai keberanian, cobalah untuk mengerjakan tanggung jawab utama Anda dengan lebih banyak keberanian. Jangan berpikir pada hal lain yang lebih baik dilakukan daripada bekerja, tetapi juga sikap dan cara Anda menjalani pekerjaan untuk menemukan kepuasan dalam pekerjaan.

Selain itu, percayalah bahwa pendekatan berbasis nilai ini akan mengarah pada beberapa hasil yang penting bagi Anda. Dengan pengalaman dan eksperimen, Anda akan belajar “cukup” dalam pekerjaan/karier Anda, bukan malah mengukur pencapaian berdasarkan jam yang Anda habiskan untuk bekerja.

Hindari hustle culture. Fokuslah pada tujuan yang lebih dalam dan kemampuan Anda.

Einstein bukanlah orang yang yang sekaligus ingin “menghancurkan” atau “mengacaukan” hal di tempat kerja. Kenyataannya, memang perilaku dan ungkapan yang diasosiasikan dengan hustle culture biasanya tidak menghasilkan pencapaian besar. Justru yang mampu menghasilkan pencapaian besar adalah mengejar tujuan yang lebih dalam dan lebih personal seperti mengetahui dan memahami fenomena penting, memecahkan masalah yang kompleks, atau memberikan dampak positif di masyarakat. Anda mungkin memikirkan tujuan dalam hal yang lebih konkret, tentu saja (misalnya, target penjualan), tetapi pertimbangkan pula ambisi lebih besar yang paling berarti bagi Anda dan mencoba fokus pada pekerjaan dan tugas yang membantu Anda mencapai target tersebut, mengabaikan hal lainnya.

Terlepas diri Anda seorang guru, akuntan, atau manajer, cara lain untuk menjauh dari hustle culture adalah membingkai ulang pekerjaan Anda sebagai keahlian yang ingin Anda asah. Ini akan membuat Anda lebih tertarik pada aspek pekerjaan seperti memperoleh skill, mendapatkan feedback, dan berinteraksi dengan banyak orang yang dapat membantu Anda menjadi lebih baik. Semua hal itu akan memotivasi Anda pada pekerjaan yang lebih penting yang memungkinkan Anda mewujudkan tujuan besar Anda.

Belajarlah dari panutan Anda.

Anggaplah orang-orang yang telah mencapai kesuksesan yang Anda inginkan tanpa melakukan overwork atau terus-menerus melihat betapa “lelah” dan “menumpuk” pekerjaan mereka sebagai panutan yang berhak mendapat lencana kehormatan. (Catatan: keluhan seperti ini sudah menjadi hal yang biasa, tetapi tidak normal. Jika seseorang benar-benar kelelahan dengan pekerjaannya, itu adalah masalah yang perlu ditangani).

Lebih jelasnya, saya tidak bermaksud menyuruh Anda menemukan panutan seperti selebritas atau CEO yang Anda kagumi tetapi tidak Anda kenal. Strategi yang lebih efektif saat mencoba menemukan panutan adalah dengan melihat ke dalam dan ke luar bidang profesional Anda. Siapa yang menginspirasi Anda melakukan pekerjaan dengan baik tanpa overwork, hustle, atau hingga mengalami burnout? Bagaimana cara mereka? Dapatkah Anda mengadaptasi salah satunya agar sesuai dengan nilai, tujuan, kepribadian, dan keadaan Anda?

Abaikan permintaan untuk bekerja berlebihan (overwork).

Inilah hukum psikologi yang sangat mendasar: Ketika perilaku diperkuat, perilaku itu meningkat. Saat Anda mengabaikannya, Anda mungkin mengalami “extension burst”—peningkatan dalam jangka pendek dalam perilaku bermasalah, tetapi kemudian akan berhenti.

Misalnya, jika seorang kolega mengirimi Anda email setelah jam kerja dan Anda membalasnya, itu akan mendorong Anda jadi lebih banyak pekerjaan di malam hari. Pengirim email akan meminta lebih banyak tugas dari Anda dan orang lain. Sebaliknya, jika Anda mengabaikan upaya yang tidak tepat untuk mendorong overwork, dalam jangka singkat orang tersebut mungkin terbawa emosi dan dengan cara yang lebih manipulatif berusaha membuat Anda patuh, namun terjadilah extension burst, kemudian mereka akan mulai beradaptasi. Mereka pada akhirnya akan belajar.

Jika atasan Anda adalah satu-satunya yang menekan Anda untuk melakukan overwork, itu adalah salah satu tanda paling mendasar dari budaya kerja yang keras. Perjelas batasan Anda, dan, jika perilaku tersebut tidak berhenti, coba pertimbangkan untuk berpindah ke posisi di tim yang berbeda atau di perusahaan yang berbeda dengan manajer yang memiliki harapan yang lebih realistis. Seperti yang dikatakan Adam Grant, “Bukan tugas Anda untuk memperbaiki tempat kerja yang sudah toxic dari mulanya.”Kita semua menghadapi tekanan internal dan eksternal untuk bekerja lebih banyak. Namun, dalam mengejar kesuksesan dan kepuasan karier, overwork adalah musuh Anda, bukan teman Anda. Strategi-strategi di atas mampu membantu Anda untuk melawan overwork.

Sumber: HBR (Alice Boyes, 26 Mei 2022)

Share your love
Facebook
Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *