Cara Berkolaborasi dengan Orang yang Tidak Anda Sukai

Beberapa bulan yang lalu, seorang mantan klien—sebut saja Kacie—menelepon saya untuk melaporkan sesuatu. Saya telah membantunya melewati transisi karier ketika dia bergabung dengan perusahaan jasa keuangan global bergengsi beberapa bulan sebelumnya. Mengingat betapa hati-hati dan penuh perhatian dia melalui proses itu, saya berharap percakapan kami akan membahas tentang kemenangan awalnya.

Namun, Kacie mengakui jika dia memiliki masalah sepele tapi serius: dia tidak bisa bergaul dengan baik dengan rekan eksekutifnya—sebut saja namanya Marta. Keduanya memulai relasi mereka dengan tidak baik, dan saat waktu berlalu justru tidak menjadi lebih baik. Kacie menceritakan pada saya kalau sangat jelas ketidakmampuannya bergaul dengan Marta akan menghambat kesuksesannya, dan kemungkinan menggagalkan kariernya di perusahaan. 

Saat Kacie dan saya mengenali situasi tersebut, dia memberitahu saya bahwa Marta dipandang sebagai eksekutif yang sangat berbakat, berprestasi, dan disukai banyak orang—dia tidak toxic atau orang yang sulit. Namun, Kacie mengaku tidak terlalu menyukai Marta. Mereka memiliki gaya yang berbeda, dan Marta membuatnya marah.

Melalui serangkaian percakapan, Kacie dan saya mengatasi situasi tersebut. Dia meninjau kembali peta pemegang saham yang telah dia buat dalam beberapa minggu pertama di jabatannya, yang dengan jelas menunjukkan bahwa kolaborasi dan berelasi dengan Marta sangat penting untuk mendapatkan hasil bisnis yang diinginkan Kacie. Dalam menilai hubungan dengan lebih jujur, Kacie menyadari bahwa dia telah gagal untuk menjangkau Marta. Dia tidak membuat rekan barunya merasa masukan dan perspektifnya berharga, meninggalkan dia dan timnya lepas komunikasi, dan sedikit banyak berusaha menghindarinya.

Kacie mengembangkan beberapa strategi yang berguna untuk bekerja lebih baik dengan Marta. Meskipun tidak ada yang sangat mudah atau nyaman, ini adalah ide dan wawasan yang hampir semua orang gunakan ketika mereka harus bekerja dengan seseorang yang tidak mereka sukai.

Renungkan penyebab ketegangan dan bagaimana Anda menanggapinya. Langkah pertama adalah penerimaan dan refleksi. Ingatkan diri Anda: Anda tidak akan cocok dengan semua orang, tetapi ada nilai potensial dalam setiap interaksi dengan orang lain. Anda bisa dan harus belajar dari hampir semua orang yang Anda temui, dan tanggung jawab untuk mewujudkannya ada di tangan Anda meskipun hubungan itu tidak mudah. Lihatlah dengan jujur ​​apa yang menyebabkan ketegangan dan posisi apa yang Anda mainkan dalam menciptakannya. Mungkin reaksi Anda terhadap situasi tersebut adalah inti masalahnya (dan Anda tidak dapat mengendalikan apa pun selain reaksi Anda). Kacie harus menyadari bahwa “ketidaksukaan” Marta mungkin sebenarnya adalah karena Kacie sendiri.

Berusaha lebih keras untuk memahami perspektif orang lain. Hanya sedikit orang yang bangun dari tempat tidur di pagi hari dengan tujuan membuat hidup Anda sengsara. Luangkan waktu untuk berpikir dengan saksama tentang sudut pandang orang lain, terutama jika orang itu penting untuk kesuksesan Anda. Tanyakan pada diri sendiri: Mengapa orang ini bertindak seperti ini? Apa yang mungkin memotivasi mereka seperti itu? Bagaimana mereka melihat saya? Apa yang mungkin mereka inginkan dan butuhkan dari saya? Kacie mulai berpikir secara berbeda tentang Marta ketika dia mulai menyadari bahwa rekannya memiliki tujuan dan motivasi yang sama validnya dengan dirinya dan bahwa tujuan mereka tidak bertentangan.

Menjadi pemecah masalah daripada kritikus atau pesaing. Untuk bekerja sama dengan lebih baik, penting untuk beralih dari sikap kompetitif ke sikap kolaboratif. Salah satu caranya adalah “memberi” masalah kepada orang lain. Daripada mencoba bekerja melalui atau di sekitar orang lain, libatkan mereka secara langsung. Kacie mengundang Marta makan siang dan terbuka dengannya: “Saya tidak merasa kita bekerja sama seefektif mungkin. Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda punya ide bagaimana kita bisa bekerja sama dengan lebih baik?” Jika Anda meminta orang untuk menunjukkan kartu mereka, dan menunjukkan kesulitan dalam prosesnya, mereka akan sering mengungkapkan beberapa kartu mereka sendiri.

Tanyakan lebih banyak pertanyaan. Dalam situasi tegang, banyak dari kita mencoba untuk “menceritakan” cara kita melaluinya. Kita mungkin menjadi terlalu asertif, yang biasanya memperburuk situasi. Justru itu, cobalah ajukan pertanyaan—idealnya pertanyaan terbuka yang dimaksudkan untuk menciptakan percakapan. Kesampingkan kepentingan Anda sendiri, ajukan pertanyaan yang bagus, dan sabarlah untuk benar-benar mendengarkan jawaban orang lain.

Tingkatkan kesadaran Anda tentang gaya interpersonal Anda. Sangat mudah untuk mengaitkan konflik dengan “ikatan” yang buruk dengan orang lain, tetapi setiap orang memiliki gaya yang berbeda dan sering kali menyadari perbedaan itu bisa membantu. Saat makan siang, Marta dan Kacie mengetahui bahwa mereka berdua telah menyelesaikan tes Myers-Briggs di awal karir mereka, jadi mereka saling membagikan profil mereka. Kacie adalah seorang introvert dan tipe penginderaan yang sangat kuat: dia lebih suka memiliki waktu untuk mengatasi masalah sendirian dan secara diam-diam, dan untuk menarik kesimpulan dari basis data yang luas. Marta, di sisi lain, adalah tipe ekstrovert dan intuitif yang kuat, dan nyaman bereaksi langsung, fokus pada gambaran besar, dan memecahkan masalah dengan dengan berbicara pada orang lain. Mengingat perbedaan gaya dan pilihan ini, Kacie dan Marta pasti merasa tidak nyaman berinteraksi satu sama lain. Tetapi begitu mereka mengidentifikasi perbedaan mereka, mereka menyadari bahwa gaya mereka bisa sangat saling melengkapi jika mereka menyesuaikan dan mengakomodasi pendekatan mereka.

Meminta bantuan. Meminta bantuan dapat memulai kembali relasi rumit karena itu menunjukkan bahwa Anda menghargai kecerdasan dan pengalaman orang lain. Saat makan siang, Kacie menjadi cukup percaya diri untuk berkata kepada Marta, “Anda sudah berada di sini lebih lama daripada saya. Saya merasa seperti saya mulai mencari tahu, tetapi saya ingin bantuan Anda.” Kemudian, dia mengajukan pertanyaan seperti: “Kira-kira, apa yang harus saya lakukan? Apakah saya kehilangan sesuatu atau gagal berelasi dengan siapa pun yang seharusnya saya bisa berkoneksi dengannya? Apa yang Anda harap seseorang katakan kepada Anda ketika Anda pertama kali mulai bekerja di sini?”

Hubungan Kacie dan Marta membaik secara signifikan. Selama telepon terakhir saya dengan Kacie, dia memberitahu saya bahwa dia dan Marta sering berkomunikasi secara langsung dan melalui teks dan Slack, dan mereka secara teratur mengambil bagian dalam rapat tim satu sama lain. Setiap kuartal mereka menyatukan seluruh tim mereka untuk menilai kemajuan dan mencari peluang untuk belajar dan meningkatkan proses mereka. Meskipun Marta dan Kacie belum tentu berteman dan tidak menghabiskan banyak waktu bersama di luar kantor, mereka adalah rekan kerja yang jauh lebih baik, dan mereka saling menyukai lebih dari yang mereka duga sebelumnya.

Keberhasilan Kacie dalam membalikkan hubungannya dengan Marta sebagian karena dia bertindak saat “semennya masih basah.” Dinamika negatifnya dengan Marta belum mengeras sehingga Kacie mampu meningkatkan kesadaran dirinya, menyesuaikan gayanya, dan mendekati Marta. Ternyata memang mungkin untuk berkolaborasi secara efektif dengan orang yang tidak Anda sukai, tetapi Anda harus mengambil langkah.

Sumber: Harvard Business Review (Mark Nevins, 4 Desember 2018)

Share your love
Facebook
Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *