Stoikisme atau stoic(ism) adalah suatu gerakan filosofi yang dimulai oleh filsuf Yunani kuno bernama Epictetus. Stoikisme memberikan pandangan bahwa kita harus fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali atau control kita, dan mencoba melepaskan hal-hal yang tidak dalam control. Ini berarti menerima apa pun yang terjadi, dan tidak kesal atau marah tentang hal-hal yang berada di luar kendali kita.
Tujuan menjalankan Stoikisme dalam kehidupan sehari hari adalah menjalani kehidupan yang damai dan tenang. Ini didasarkan pada gagasan bahwa dengan berfokus pada saat ini (present) dan tidak mengkhawatirkan masa depan (future) atau memikirkan masa lalu (past), kita dapat mencapai keadaan kedamaian dan kepuasan batin.
Stoicisme dimulai dari filsuf Yunani kuno Epictetus, yang hidup pada abad pertama Masehi. Itu adalah salah satu aliran filosofis utama Yunani dan Roma kuno, bersama dengan Platonisme, Aristotelianisme, dan Epicureanisme. Filsafat tersebut didasarkan pada ajaran filsuf Yunani sebelumnya, Zeno dari Citium, yang hidup pada abad keempat dan ketiga SM.
Stoikisme menjadi populer karena menawarkan cara yang berbeda untuk menghadapi keadaan hidup yang sulit, seperti penderitaan, rasa sakit, dan kehilangan. Itu mengajarkan bahwa kita harus fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali kita, dan melepaskan hal-hal yang tidak. Ini berarti menerima apa pun yang terjadi, dan tidak kesal atau marah tentang hal-hal yang berada di luar kendali kita.
Selain Epictetus, filsuf Stoikism penting lainnya termasuk Seneca dan Marcus Aurelius. Filosofi Stoic terus berpengaruh di seluruh Kekaisaran Romawi, dan bahkan hari ini, banyak orang menganggap gagasannya relevan dan membantu dalam menghadapi tantangan kehidupan modern.
Stoikisme jadi trend akhir akhir ini?
Ada sejumlah alasan mengapa Stoikisme mengalami kenaikan secara popularitas dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu alasannya mungkin karena prinsip-prinsip Stoikisme, seperti pentingnya fokus pada apa yang dapat kita kendalikan serta mengembangkan kekuatan mental dan emosional, sangat relevan dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian kehidupan modern seperti saat ini.
Alasan lainnya mungkin karena meningkatnya ketersediaan informasi tentang Stoikisme dan penerapan praktisnya dalam kehidupan modern melalui berbagai saluran, seperti buku, artikel, podcast, dan webiner. Proliferasi media digital telah memudahkan orang untuk mengakses informasi tentang Stoikisme dan terhubung dengan orang lain yang tertarik dengan filosofi tersebut.
Terakhir, popularitas Stoicisme mungkin juga disebabkan oleh pengaruh individu dan organisasi yang telah membantu mempromosikan filosofi dan penerapan praktisnya dalam kehidupan modern. Misalnya, Ryan Holiday, seorang penulis dan ahli strategi media, telah banyak menulis tentang Stoicisme dan penerapan praktisnya, dan buku-bukunya telah berkontribusi pada meningkatnya minat terhadap filsafat. Dia adalah penulis beberapa buku tentang Stoikisme , termasuk “The Obstacle is the Way: The Timeless Art of Turning Trials into Triumph,” “Ego is the Enemy,” dan “The Daily Stoic: 366 Meditations on Wisdom, Perseverance, and the Seni Hidup.” Dalam karya-karya ini, Ryan Holiday mengeksplorasi bagaimana prinsip-prinsip Stoikisme dapat diterapkan pada tantangan dan situasi kontemporer atau bisa disebut sebagai jaman modern. Dia berpendapat bahwa prinsip-prinsip Stoikisme, seperti konsep menerima apa yang tidak dapat kita ubah dan berfokus pada apa yang dapat kita kendalikan, dapat membantu kita menjalani kehidupan yang lebih memuaskan dan bermakna.
Secara keseluruhan, kombinasi daya tarik prinsip-prinsip Stoicisme yang tak lekang oleh waktu, meningkatnya ketersediaan informasi tentang filosofi, dan pengaruh individu dan organisasi yang mempromosikannya kemungkinan besar berkontribusi pada popularitasnya baru-baru ini.
Stoikisme itu bukanlah agama
Stoikisme tidak melibatkan kepercayaan atau praktik agama tertentu. Sebaliknya, itu adalah tradisi filosofis yang berasal dari Yunani kuno dan dipopulerkan oleh para filsuf seperti Epictetus, Marcus Aurelius, dan Seneca. Filosofi merupakan kajian terhadap seluruh pengalaman manusia. Hal yang ada dalam filosofi memuat sesuatu untuk membangun teori tentang manusia dan disajikan sebagai landasan bagi suatu keyakinan, dasar atas suatu sikap atau sebagai pandangan dalam menjalankan kehidupan.
Orang-orang Stoik percaya bahwa fokus pada kebijaksanaan, kebajikan, dan kebahagiaan adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang memuaskan dan bermakna, dan tujuan-tujuan ini dapat dicapai melalui penggunaan akal (logis) dan pengendalian diri. Mereka tidak melihat fokus pada tujuan-tujuan ini sebagai terikat pada keyakinan atau praktik agama tertentu, malah melihatnya sebagai universal dan berlaku untuk semua individu, terlepas dari keyakinan atau latar belakang agama mereka.
Dalam pengertian ini, Stoikisme dapat dilihat sebagai filosofi sekuler yang berfokus pada cara praktis menjalani kehidupan yang baik dan menemukan makna serta kepuasan dalam menghadapi tantangan dan kesulitan. Itu tidak terikat pada agama tertentu dan dapat diikuti oleh individu dari agama apa pun atau tidak sama sekali.