Tekanan Sosial pada Keputusan Pembelian Konsumer

Ingat jamannya Blackberry yang booming di Indonesia? sekitar 2005 – 2010 merupakan masa kejayaan device Blackberry dan masuknya Blackberry ke Indonesia dan menjadi trend merupakan periode yang unik untuk dunia marketing. Awalnya Blackberry hanya merupakan device yang sifatnya terbatas untuk korporasi demi menjaga perpindahan data baik melalui email maupun chat (BBM); saya pun awalnya menggunakan Blackberry dikarenakan urusan kantor. Blackberry melanda Indonesia karena transisi dari telephone dan SMS ke platform yang memang lebih stabil saat itu dengan BBM dan lebih aman karena tidak open. Namun karena makin sering kita melihat device ini di sekitar kita dan adanya pertukaran BBM Pin, jadilah Blackberry sebagai device pilihan berbagai kalangan karena masa hari gini tidak punya BBM Pin.

Inilah yang disebut sebagai “social pressure” atau tekanan sosial di mana sebagai seorang Marketer, saya sering menggunakan strategi tekanan sosial dalam memasarkan produk. Tekanan sosial, yang melibatkan testimoni, review, dan endorsement dari tokoh atau selebriti, diyakini dapat membantu meningkatkan kepercayaan dan minat konsumen dalam membeli produk atau jasa. Blackberry dulu dipopulerkan oleh kaum sosialita terutama saat Bold direleased dan jadi hit saat itu dan kaum profesional masih menggunakan type sebelumnya yang memang lebih fokus pada fungsi daripada gaya.

Kembali ke topik Social pressure, seberapa efektif strategi tekanan sosial dalam pemasaran? Dan apa manfaat serta tantangan yang perlu diperhatikan oleh para marketer dalam menerapkan strategi ini?

Manfaat dari strategi tekanan sosial dalam pemasaran sangat banyak. Yang paling signifikan adalah meningkatkan kepercayaan dan minat konsumen dalam membeli produk atau jasa. Konsumen seringkali mempercayai testimoni atau review positif dari orang-orang yang dianggap sebagai otoritas atau ahli dalam bidang tertentu. Hal ini membantu meningkatkan kredibilitas produk atau jasa yang ditawarkan.

Selain itu, strategi tekanan sosial juga dapat membantu dalam membangun branding dan citra merek yang positif. Dengan endorsement dari tokoh atau selebriti yang dianggap berpengaruh, merek dapat terlihat lebih eksklusif dan bernilai tinggi di mata konsumen.

Namun, tantangan juga ada dalam menerapkan strategi tekanan sosial dalam pemasaran. Salah satu tantangan utamanya adalah mengenai seberapa otentiknya testimoni atau review yang diberikan. Konsumen akan merasa skeptis apabila testimoni atau review tidak terlihat autentik atau terlalu dipaksakan.

Social pressure inipun saya sempat pelajari dari buku Dr. Robert Cialdini berjudul “Influence”, beliau salah satu pakar dalam psikologi sosial yang menulis tentang 6 prinsip persuasif, dan tekanan sosial dapat terlihat melalui empat faktor utama:

  • otoritas atau authority; sosok yang ahli atau kredibel cenderung kita ikuti atau dengarkan
  • konsistensi; cenderung berperilaku sesuai dengan keyakinan yang ada sebelumnya, bahkan jika mereka tidak sepenuhnya yakin pada keyakinan tersebut.,
  • kelangkaan atau scarcity; cenderung menganggap barang atau kesempatan yang langka atau sulit diperoleh sebagai lebih berharga dan diinginkan.
  • bukti sosial atau social proof; cenderung mengikuti tindakan dan perilaku orang lain dalam situasi tertentu, terutama ketika mereka tidak yakin tentang apa yang harus dilakukan. biasanya kalau sudah jadi “norm” sebaiknya saya ikuti.

Misalnya, ketika kita melihat iklan dengan penggunaan kata-kata seperti “disarankan oleh dokter” atau “disetujui oleh para ahli”, kita cenderung percaya dan memilih produk tersebut karena dianggap diakui oleh ahli.

Selain itu, strategi tekanan sosial juga dapat menimbulkan masalah jika terlalu dipaksakan atau tidak sesuai dengan nilai atau tujuan merek. Apabila testimoni atau review yang berlebihan tidak sesuai dengan merek atau produk yang ditawarkan, maka konsumen dapat merasa tidak percaya atau kecewa.

Oleh karena itu, sebagai Marketer, kita perlu mempertimbangkan manfaat dan tantangan dalam menerapkan strategi tekanan sosial dalam pemasaran. Kita perlu memastikan bahwa testimoni atau review yang digunakan benar-benar autentik, sesuai dengan merek atau produk yang ditawarkan, dan memberikan nilai tambah bagi konsumen.

Dalam penerapannya, strategi tekanan sosial dapat digunakan dengan bijak dan efektif dalam pemasaran. Kita dapat mengombinasikannya dengan strategi pemasaran lainnya, seperti digital marketing, content marketing, atau influencer marketing, untuk meningkatkan kepercayaan dan minat konsumen dalam membeli produk atau jasa yang ditawarkan.

Share your love
Facebook
Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *