Ingin Relasi yang Lebih Kuat di Tempat Kerja? Ubah Cara Anda Mendengarkan.

Untuk membangun relasi yang lebih kuat di tempat kerja, cara kita mendengarkan orang lain bisa jadi menjadi hal terpenting.

Penelitian menunjukkan bahwa otak hanya membutuhkan waktu 0,07 detik dalam percakapan untuk membentuk kesan awal tentang maksud orang lain; untuk memutuskan apakah akan memercayai orang ini atau tidak.

Berikut adalah empat tips untuk menjadi pendengar yang lebih baik.

Roan berjalan ke kantornya dengan mendengarkan playlist pagi hari favoritnya. Saat dia semakin mendekati mejanya, manajernya yang bernama Andy, mencegatnya. Roan melepas salah satu penyumbat telinganya. “Ada masalah dengan laporan yang Anda kirimkan kemarin. Nampaknya perlu dikerjakan ulang. Bisakah Anda menyelesaikannya secepat mungkin?”

“Apakah ini benar-benar hal pertama yang bisa Andy katakan pagi-pagi seperti ini?” pikir Roan.

Dengan pikirannya yang terbagi antara mendengarkan playlist favoritnya dan mencoba mendengarkan Andy, Roan menggelengkan kepalanya tanpa sepatah kata pun dan berjalan ke depan.

“Apakah dia benar-benar mendengarkanku?” Andy sedikit tersinggung.

Banyak hal yang terjadi di otak selama percakapan terjadi. Almarhum Judith Glaser, penulis Conversational Intelligence, memberi tahu bahwa otak kita hanya membutuhkan 0,07 detik dalam percakapan untuk membentuk kesan awal terhadap niat orang lain: Apakah kita akan memercayai orang itu atau tidak. Tanggapan kita selanjutnya dipengaruhi oleh kesan itu. Percakapan Andy dan Roan kemudian bisa disebut  percakapan yang “lemah.”

Menyederhanakan Neurokimia Proses Mendengar

Dalam bukunya, Glaser mengutip beberapa penelitian untuk menjelaskan bahwa ketika kita merasakan ancaman dalam sebuah percakapan, amigdala (bagian dari sistem limbik di otak kita) memicu mode perlindungan dan pelepasan beberapa hormon seperti kortisol. Ketika kortisol menguasai tubuh kita, kita mungkin tidak dapat berinteraksi dan terhubung, dan kita cenderung menjadi lebih reaktif, emosional, dan impulsif. Kita juga cenderung melihat situasi secara lebih negatif.

Di sisi lain, percakapan yang mendorong kerja sama dan pemahaman menghasilkan pelepasan serangkaian hormon yang berbeda, termasuk oksitosin, yang memperkuat pengalaman ikatan. Saat itulah kita berhenti bersikap protektif dan mulai terhubung dengan orang lain dan membangun hubungan yang langgeng berdasarkan rasa saling percaya.

Dengan memilih cara kita mendengarkan, kita memiliki kekuatan untuk memengaruhi reaksi neurokimia yang terjadi di otak.

Cara Kita Mendengarkan

Kerangka pemikiran Glasser tentang kecerdasan percakapan menunjukkan bahwa kita mendengarkan dengan tiga sikap utama. Masing-masing memengaruhi bagaimana pembicara akan menanggapi kita.

Mendengarkan untuk melindungi: Anda bersikap defensif. Anda mencoba melindungi identitas dan ruang Anda. Pembicara mungkin merasa diabaikan.

Mendengarkan untuk menerima atau menolak: Anda mendengarkan dengan maksud untuk menilai. Pembicara mungkin merasa diberi label. Anda akan sering melihat contoh ini selama meeting dengan tim.

Mendengarkan untuk terhubung: Anda mendengarkan untuk terhubung dengan orang lain dan ada keamanan psikologis. Anda melakukan percakapan dengan maksud untuk mengeksplorasi dan memahami:

  • Apa yang mereka coba katakan?
  • Apa yang mereka pikirkan?
  • Apa yang mereka ekspektasikan untuk bisa dieksplorasi bersama? 
  • Bagaimana saya bisa terhubung dengan dunia mereka?

Ketika Anda memilih untuk mendengarkan dengan keterbukaan, neurokimia tubuh Anda sendiri dan orang lain akan membantu Anda, membuka pintu untuk membangun pemahaman yang lebih besar.

Nyatanya, mendengarkan itu menyenangkan. Mendengarkan mampu memberikan Anda perspektif baru, beberapa bahkan juga memberikan rasa penasaran!

Cara Menjadi Pendengar yang Baik

Untuk membuat diri Anda mendengarkan lebih baik, cobalah praktikkan empat tips berikut dalam percakapan Anda berikutnya:

Mulailah dengan niat yang baik. Saat Anda sedang berbicara, masuklah dengan niat untuk mendengarkan orang lain. Pastikan Anda percaya bahwa mereka memiliki sesuatu yang berharga untuk dikatakan dan penting bagi Anda untuk memberi mereka kesempatan untuk mengatakannya.

Jika Roan segera melepas kedua penyumbat telinganya, Andy tidak akan merasa diabaikan.

Alih-alih menyalahkan Roan atas kesalahan tersebut, Andy bisa saja mengatur konteksnya dan menanyakan apakah ada instruksi yang tidak jelas yang membuat Roan mengirimkan laporan yang tidak lengkap.

Gunakan kepala dan hati Anda. Cobalah untuk memahami bukan hanya “apa”, tetapi juga “mengapa”. Mendengarkan dengan baik akan membantu Anda memahami bukan hanya alasannya, tetapi juga membantu Anda terhubung dengan emosi dibalik apa yang dikatakan.

Roan bisa saja mengakui kesalahannya. “Saya minta maaf karena laporannya tidak memenuhi ekspektasi Anda. Tolong bantu saya memahami bagaimana lagi saya bisa membuat laporan ini menjadi lebih baik.” Mengekspresikan dan mengakui perasaan dengan jelas dapat mengarahkan percakapan yang lebih kuat dan juga membantu membangun kepercayaan di antara mereka.

“Saya minta maaf karena menemui Anda sekarang karena saya melihat Anda baru saja mulai bekerja, tetapi ini sangat mendesak. Apakah Anda punya waktu sebentar?” Andy bisa saja lebih sensitif daripada menyergap Roan saat dia masuk.

Tempatkan diri Anda pada posisi orang lain. Tidak ada yang mengerti situasi dan masalah Anda, bukan? Itu mungkin benar karena orang lain bisa saja berpikir demikian. Dengarkan dengan empati dan kasih sayang. Bahkan jika Anda tidak dapat membantu mereka karena kendala Anda sendiri, paling tidak yang dapat Anda lakukan adalah mendengarkan mereka. 

Roan bisa memahami urgensi di balik permintaan Andy dan meyakinkannya bahwa dia akan melakukannya lebih cepat. Dia bisa saja berkata, “Tentu saja, saya mengerti bahwa klien sangat membutuhkan laporan itu. Saya akan melihat apa yang bisa dilakukan untuk membuatnya lebih baik secepat mungkin.”

Andy bisa menghabiskan sedikit waktu untuk menjelaskan secara spesifik apa yang salah dengan laporan itu. Jika Roan tidak melakukannya dengan benar, mungkin karena instruksinya tidak jelas? “Saya tahu Anda bekerja keras untuk laporan itu, tetapi bukan itu yang diinginkan klien. Sepertinya instruksi saya tidak jelas. Beri tahu saya jika saya dapat membantu Anda dengan informasi tambahan?”

Tunjukkan bahwa Anda terlibat dalam percakapan itu. Berikan perhatian penuh pada percakapan Anda. Ajukan pertanyaan yang terbuka untuk memberikan pemahaman dengan lebih baik.

Roan seharusnya penasaran tentang bagaimana dia bisa membuat laporan itu lebih baik. Sebuah pertanyaan seperti, “Saya mungkin butuh bantuan. Bisakah Anda memberi saya lebih banyak informasi sehingga saya dapat membuat laporan lebih tepat? Apa yang tidak disukai klien tentang laporan itu?” Pertanyaan itu bisa sesuai sasaran dan tujuan.

Cobalah kiat-kiat di atas saat Anda melakukan percakapan berikutnya dan rasakan bagaimana Anda dapat mengembangkan relasi pribadi dengan lebih mendalam. Semakin aktif Anda mendengarkan, semakin Anda akan didengar.

Sumber: HBR (Manbir Kaur, 17 Juli 2020)

Share your love
Facebook
Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *