Cara Mengelola Pasang Surutnya Emosi di kala Mencari Pekerjaan

Kebanyakan atau beberapa dari kita, di titik tertentu dalam karier, akan mencari lowongan pekerjaan. Proses ini bisa menjadi momen yang memantik rasa semangat dan harapan tentang peluang baru yang akan datang, tetapi juga bisa menjadi momen penuh ketidakpastian dan kegelisahan. Tidak hanya terkait dengan proses mencari pekerjaan saja, pasang surutnya emosi tersebut juga bisa dirasakan dan terjadi dalam rentang satu hari maupun minggu dalam kehidupan Anda. Dalam suatu waktu Anda bisa saja merasa begitu antusias berpikir jika Anda adalah kandidat terbaik untuk posisi yang Anda impikan, namun ternyata menjadi kecewa karena pekerjaan itu jatuh ke tangan orang lain—atau mungkin Anda sedih karena tidak maksimal saat wawancara kerja, namun merasa cukup lega karena ternyata Anda bisa lolos ke tahap wawancara selanjutnya.  

Proses mencari kerja memang penuh dengan naik turunnya emosi, tidak terkecuali perasaan cemas karena ketidakpastian masa depan karier dan mata pencaharian. Di bawah ini ada beberapa cara yang bisa Anda gunakan dalam mengelola pasang surutnya emosi di kala mencari pekerjaan:

Sadari apa yang akan terjadi. Proses pencarian kerja bisa memakan waktu yang singkat hanya sekitar beberapa minggu atau mungkin hingga beberapa bulan. Seperti halnya proses lainnya, Anda pastinya akan melewati tanjakan dan turunan. Dalam suatu waktu, Anda bisa mendapatkan panggilan wawancara atau pertemuan, email-email Anda akhirnya terbalas sehingga membuat Anda bersemangat dan penuh harap—namun, setelahnya tak ada kabar lanjutan, membuat Anda merasa frustasi hingga putus asa. Menyadari sejak awal jika Anda akan mengalami pasang surutnya kejadian atau emosi tersebut bisa membantu Anda untuk lebih siap dalam mengantisipasi dan menangani hal-hal tersebut. Khususnya ketika Anda menghadapi masa sulit, Anda bisa katakan pada diri Anda, “Aku tahu akan ada hari dimana tidak ada apapun yang terjadi, aku akan merasa frustasi dengan hal itu, dan hari ini adalah bagian dari hari-hari tersebut.” Ketika Anda menyadari jika hari tersebut datang, Anda tidak akan terlalu terkejut atau terguncang karenanya. Anda juga cenderung tidak begitu mengambil pusing, memungkinkan Anda untuk kembali bangkit dan lebih mudah untuk terus bergerak maju. 

Pahami dan hadapi emosi Anda. Melakukan kegiatan-kegiatan seperti meditasi mindfulness atau menulis jurnal bisa membantu Anda untuk menghadapi emosi negatif yang muncul dalam diri Anda. Dibandingkan dengan menghindar, mengubur, dan merenungkan secara mendalam semua emosi Anda—yang diketahui bisa memicu kecemasan dan depresi, memproses emosi melalui meditasi mindfulness dan jurnaling bisa membantu Anda secara penuh merasakan emosi-emosi tersebut. Kemampuan untuk merasakan emosi-emosi kita tanpa menilai atau ingin mengubah perasaan tersebutlah yang akan membuat kita lebih cepat dan efektif untuk mengatasi perasaan tersebut. 

Dalam sebuah penelitian klasik, para insinyur yang menganggur menulis jurnal mengenai apa yang mereka rasakan dan pikirkan saat menjadi pengangguran selama 20 menit per harinya selama lima hari. Delapan bulan kedepan, 52% responden diketahui bisa mendapatkan pekerjaan baru dibandingkan dengan 18.6% responden dari grup kontrol gabungan. Lebih lanjut, meditasi mindfulness singkat membantu pemrosesan emosi yang lebih baik dan mengurangi reaktivasi emosional. Disamping itu, juga terbukti meningkatkan pemrosesan emosi meskipun tidak sedang melakukan meditasi. 

Dapatkan dukungan. Memiliki seseorang yang bisa diajak bicara selama Anda mencari kerja, contohnya seorang coach (pelatih) karier, terapis, atau komunitas para pencari kerja bisa memberikan dukungan emosional yang Anda dibutuhkan, diluar teman dan keluarga. Seorang coach karier yang berpengalaman dalam proses pencarian kerja juga bisa membantu meyakinkan Anda jika semua yang Anda alami adalah hal yang normal. Selain itu, mereka juga bisa membantu membimbing Anda di kala Anda merasa tidak yakin dengan diri sendiri atau langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya. Sama dengan seorang coach, komunitas pencari kerja juga bisa membantu Anda merasa memiliki teman seperjuangan, sehingga bisa mengurangi rasa kesepian ketika sedang mencari kerja, menciptakan rasa kebersamaan, dan membantu meningkatkan peluang pencarian kerja.  

Terlibat dalam aktivitas yang membangkitkan semangat. Pastikan setiap hari yang Anda lalui diisi dengan aktivitas yang bisa meningkatkan semangat, seperti olahraga, mendengarkan lagu favorit, atau pun aktivitas lainnya yang bisa meningkatkan energi Anda. Suasana hati dan level energi Anda akan terlihat di saat Anda berinteraksi dengan orang lain, entah itu saat Anda ngopi santai dengan rekan lama, mengikuti acara networking, atau wawancara kerja.  Olahraga, khususnya, tidak hanya berdampak positif pada suasana hati kita, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri, kemampuan bersosialisasi, motivasi, kognisi, dan membantu Anda menjadi versi terbaik dari diri Anda. David, klien saya, mulai olahraga rutin selama proses pencarian kerjanya. Dia tidak hanya kehilangan 15 pon dan 3 inci dari pinggangnya, tetapi juga merasa lebih kuat secara mental dan fisik, memiliki kontrol diri, dan lebih percaya diri saat pergi melakukan wawancara. 

Berpikir dengan perspektif yang berbeda. Mudah rasanya bagi kita untuk merasa tak berdaya atau tidak semangat ketika tidak ada kemajuan di kala mencari pekerjaan seperti yang kita harapkan. Mungkin seseorang yang Anda kenal belum sepenuhnya merekomendasikan Anda dengan baik seperti janjinya, atau perekrut yang belum mengabari Anda sesuai dengan waktu yang dia janjikan. Meskipun Anda bisa bertanya kepada mereka, cobalah untuk berpikir sebentar terkait adanya kemungkinan yang lain. Bisa jadi, masalah pencarian kerja Anda bukan menjadi lima prioritas utama bagi mereka pada saat itu. Berpikir dengan perspektif seperti ini akan membantu Anda melihat lagi situasi Anda dan mengurangi emosi negatif yang mengelilinginya. 

Roberta, klien saya yang lain, mengalami depresi berat ketika dia sudah menganggur selama 1 tahun selepas dia kehilangan pekerjaan di bidang keuangan di resesi yang terakhir. Depresi yang ia alami, menciptakan fase pemikiran dan perasaan negatif, hingga membuatnya merasa tidak punya semangat lagi untuk mencari kerja. Saya bertanya padanya, ‘apa yang akan dikatakan oleh ‘Roberta 20 tahun kedepan’ pada masa penganggurannya. Tanpa ragu, dia menjawab, ‘itu adalah sebuah kesalahan. Jawabannya yang ‘itu adalah sebuah kesalahan’ membuatnya bisa keluar dari perasaan depresinya dan tidak hanya membayangkan masa depan yang lebih sukses tetapi juga bisa bergerak lebih produktif, dan akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan lain sebagai rekan di perusahaan manajemen investasi terbaik. Perasaan itu bersifat sementara dan banyak situasi yang bisa memengaruhinya. Dengan menganggap jika tantangan tersebut hanya sementara adalah kunci untuk menjadi seorang yang optimis, yang mana bisa berimbas pada motivasi, pencapaian, kesejahteraan, dan menurunkan gejala-gejala depresi.

Menggunakan strategi atau cara di atas bisa membantu Anda mengatasi pasang surutnya emosi yang tak terhindarkan di kala sedang mencari kerja. Serta, membantu Anda tetap termotivasi dan produktif selama masa pencarian itu. 

Sumber: Harvard Business Review (Rebecca Zucker, 18 Oktober 2019)

Share your love
Facebook
Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *