Cara Mempromosikan Diri ke Pimpinan Perusahaan

Sebelum menjadi pembawa berita, saya menerima ribuan email penolakan. Ada satu stasiun berita khusus di Seattle yang menjadi tempat impian bagi saya untuk magang di sana, dan setiap musim panas, saya dengan rajin mengisi lamaran online dan mengirimkan resume via email ke pihak departemen HR yang nyatanya tak ada yang terbalas. Ketika saya menyadari jika strategi pencarian kerja ini tidak berhasil, saya mengikuti saran terkenal yang ada di internet dan mengambil inisiatif lebih dengan mengirim email ke setiap reporter di perusahaan tersebut untuk menanyakan lowongan pekerjaan. 

Tetap saja, saya tak pernah dipanggil untuk wawancara. 

Saat itu saya pun memutuskan untuk mencoba hal yang berbeda: Menawarkan diri saya secara langsung ke news director. Selama upacara pemberian beasiswa, saya diberikan kesempatan untuk melakukan hal tersebut, dan beberapa minggu kemudian, saya dipanggil wawancara dan tak lama menerima tawaran kerja. Di posisi tersebut, saya bekerja dengan jurnalis terbaik di Seattle dan membangun kemampuan pelaporan berita yang belum pernah saya pelajari di perkuliahan. 

Mempromosikan diri Anda secara langsung ke pemimpin bisa memberikan Anda keuntungan dari peserta lainnya. 

Beberapa tahun kemudian, news director tersebut kembali bertemu. “Lucu ya,” katanya, “bertahun-tahun kamu terus mengajukan lamaran, tapi resumemu tak ada yang sampai ke mejaku. Padahal kamu adalah peserta magang yang hebat.” 

Meskipun secara jelas saya memiliki kualifikasi untuk jabatan tersebut, saya tidak akan direkrut jika saya terus mengikuti proses lamaran yang dijelaskan di website perusahaan. Inilah alasannya kenapa saya memotivasi mahasiswa, orang yang saya mentori, dan klien untuk proaktif mempromosikan diri mereka ke pemimpin perusahaan, daripada secara aktif melamar pekerjaan saat lowongan pekerjaan di buka secara online. 

Dalam penelitian berjudul “Career Survival Guide” yang saya kerjakan untuk perusahaan saya—untuk membantu wanita dan para profesional dari berbagai bidang bisa meraih sukses di tempat kerja, saya melakukan wawancara ke para konselor karier, pendidik, dan profesional di masa awal hingga pertengahan karier mengenai topik ini. Saya belajar jika banyak pencari kerja (terutama mahasiswa generasi pertama dan mahasiswa dari keluarga imigran) yang ragu-ragu untuk mempromosikan diri mereka karena takut jika itu akan menyinggung perasaan manajer perekrutan atau bahkan mencoreng statusnya sebagai kandidat pelamar. 

Namun, berkebalikan dari anggapan ini, mempromosikan diri Anda ke pimpinan bisa memberikan keuntungan dari peserta lainnya.

Berikut adalah 7 langkah panduan untuk melakukannya.

1) Pilih waktu yang tepat. 

“Banyak orang akan mengetahui kapan dibukanya lowongan pekerjaan sebelum itu diposting secara online,” Lizzie Ann Jones, mantan perekrut Fortune 500 mengatakan kepada saya. “Pada saat deskripsi pekerjaan diterbitkan secara eksternal, perusahaan akan terlambat dalam melakukan proses rekruitmen karena pekerjaan tersebut sudah disosialisasikan secara internal.”

Dalam waktu tersebut, para manajer perekrutan dan anggota tim lainnya mulai memberitahu teman-temannya dan relasinya tentang lowongan tersebut, dan pelamar potensial (termasuk karyawan internal) juga mulai menunjukkan ketertarikan dengan posisi tersebut. 

Dikarenakan hal ini, Anda harus berencana untuk mempromosikan diri kepada pimpinan yang Anda ingin bekerja dengannya sedini mungkin, terlepas apakah adanya lowongan yang sesuai dengan kemampuan Anda atau tidak. Lebih spesifiknya, jika Anda melamar program magang yang mengharuskan Anda untuk hadir di kampus, penting untuk memulai melamar beberapa bulan sebelumnya. Jika tidak, Anda akan kehilangan peluang atau kesempatan. 

Tips tambahan:

Jika Anda adalah mahasiswa yang mencari pekerjaan penuh waktu, mulailah untuk menghubungi para pimpinan setidaknya 12 bulan sebelum wisuda dan mengatakan jika Anda bersemangat untuk bekerja dengan mereka. Membangun relasi tersebut tentunya membutuhkan waktu. Ingatlah jika manajer lebih memilih merekrut orang yang tidak hanya memiliki kualifikasi untuk suatu profesi, tetapi juga yang bersemangat dengan pekerjaan tersebut. 

2) Cari tahu pemain kunci di perusahaan tersebut (atau atasan dari para manajer perekrutan).

Ketika Anda sudah tahu kepada siapa Anda ingin mempromosikan diri, jangan hanya mengirim email saja. Lebih spesifik lah dalam menentukan dalam tim mana Anda akan ambil bagian. Contohnya, jika Anda ingin jadi salesperson, lebih berfokus ke departemen penjualan atau pengembangan bisnis akan lebih menguntungkan bagi Anda dibandingkan dengan berfokus pada departemen HR. Demikian pula, ketika Anda ingin jadi copywriter, akan lebih baik jika Anda berfokus ke departemen marketing atau tim sosial media. 

Pemain kunci memiliki pengaruh untuk membantu mendapat relasi, dan jika mereka melakukannya, kemungkinan Anda akan mendapat respon dibandingkan dengan pendekatan secara dingin. 

Apa pun keputusan Anda, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi karyawan yang memiliki pengaruh dalam pembuatan keputusan di perusahaan dan bisa memengaruhi keputusan dalam hal perekrutan—baik itu antar jabatan atau tim khusus yang menarik minat Anda. Saya menyebut mereka sebagai “pemain utama.” Di perusahaan-perusahaan kecil atau start up, pemain tersebut bisa jadi adalah pendiri atau karyawan di tingkat eksekutif. Di perusahaan yang lebih besar, pemain utama bisa jadi adalah manajer senior atau direktur di setiap jabatan.

Tujuan Anda adalah menjadikan karyawan tersebut sebagai penasihat Anda dan nantinya mereka akan merekomendasikan Anda ke manajer perekrutan pada tim yang Anda minati. Para pemain utama memiliki pengaruh untuk memberikan Anda koneksi, dan jika mereka melakukannya, kemungkinan Anda akan mendapat respon lebih besar dibandingkan dengan pendekatan secara dingin. 

Apalagi jika Anda menarget perusahaan yang lebih besar, setidaknya butuh waktu yang lebih banyak pada langkah ini. Ini akan membantu Anda dalam memiliki relasi dalam perusahaan yang dapat membantu Anda dalam mengidentifikasi pemain kunci, tetapi jika tidak, internet adalah cadangan yang tepat. Contohnya, saat saya melamar posisi jurnalis, saya mencari “news director + [nama perusahaan]” dan “produser eksekutif + [nama perusahaan]” di Google dan LinkedIn.

Saat Anda berhasil menemukan kontak yang bisa dihubungi, maka waktunya untuk meminta menanyakan beberapa informasi. Kirimlah pesan kepada pemain utama tersebut, baik lewat LinkedIn atau melalui email kerja. Anda bisa menulis seperti berikut:

Halo [nama],

Nama saya _____, dan saya di sini menghubungi Anda karena mengetahui Anda bekerja di tim _____. Saya berkeinginan untuk belajar lebih banyak mengenai pekerjaan yang Anda lakukan di [nama tim] dan pengalaman Anda di [nama perusahaan], karena saya berencana untuk melamar [posisi tertentu] di tim Anda pada musim tahun ini. 

Apakah kiranya Anda bersedia untuk bertemu dengan saya 1:1? Saya begitu mengapresiasi jika Anda memberikan saran yang bisa membantu saya dalam melalui proses melamar kerja. 

Terima kasih sebelumnya atas pertimbangan Anda. 

Tunggulah satu minggu untuk responnya. Tidak semua orang akan membalas email Anda, tetapi beberapa pasti akan melakukannya. Jadi, jangan menyerah jika Anda tidak mendapat balasan dari beberapa orang pertama. 

Tips tambahan:

Jika Anda tahu nama anggota tim yang ingin Anda hubungi, tetapi tidak bisa menemukan informasi kontaknya karena beberapa alasan, Anda bisa gunakan alat penebak email (email guessing tools) untuk menemukan alamat email yang aktif dari orang tersebut. 

3) Lakukan yang terbaik saat mengadakan pertemuan.

Apabila Anda berhasil mengajak orang tersebut bertemu untuk menanyakan beberapa informasi, pastikan untuk mencari tahu tentang orang yang Anda hubungi tersebut. Anda akan dengan mudah menjalin koneksi dengan berbagi kesamaan, dan akan lebih mudah pula untuk membuat percakapan jika Anda dan orang lain mendiskusikan topik yang sama-sama diminati. 

Selama percakapan tersebut, pastikan juga Anda mengungkapkan minat Anda pada bidang pekerjaan tertentu. Tanyakan mengenai pengalaman mereka di perusahaan (“Bagaimana budaya perusahaan tersebut? Apakah Anda merasa mendapat dukungan di jabatan Anda?”) dan bagaimana pekerjaan yang Anda impikan sesuai (“Keputusan apa yang nantinya akan Anda ambil? Apakah Anda tahu bagaimana pembagian tanggung jawab di tim tersebut?”) dan lihatlah apakah mereka memberikan beberapa tips untuk dipakai menyiapkan lamaran. 

Saat percakapan selesai, tanyakan pada mereka apakah bersedia memperkenalkan Anda kepada manajer perekrutan atau karyawan lain yang ikut andil dalam keputusan perekrutan. Anda dapat mengatakan, “Terima kasih banyak atas waktu Anda hari ini. Diskusi kita ini membuat saya semakin bersemangat untuk melamar pekerjaan di sini! Apakah ada anggota tim lain yang Anda sarankan untuk saya ajak bicara sebelum saya melamar? … Apakah Anda tidak keberatan memperkenalkan saya kepada manajer perekrutan untuk jabatan ini?”

Tips tambahan:

Pilihan lain yang bisa Anda lakukan adalah menghubungi anggota junior dari tim tersebut di LinkedIn. Ungkapkan ketertarikan Anda dengan pekerjaan mereka, dan tanyakan apakah mereka bersedia bicara dengan Anda. Setelah berhasil menjalin hubungan, Anda kemudian bisa bertanya apakah mereka bisa menghubungkan Anda ke manajer mereka. 

Orang-orang ini juga bisa memberikan Anda tips terbaik untuk bisa berkomunikasi dengan manajer, seperti apakah mereka lebih memilih email singkat yang tidak berbelit, atau justru mereka lebih memilih membaca email yang panjang lebar? Apakah mereka sedang dilingkupi dengan banyak pekerjaan? Apakah lebih baik jika Anda menghubungi mereka periode saat akhir tahun? Pertanyaan tersebut bisa jadi pertimbangan penting untuk terus diingat. 

4) Terhubung dengan manajer perekrutan.

Harapannya, sampai di titik ini, Anda sudah memiliki kontak dari manajer perekrutan atau sudah dikenalkan secara formal oleh pemain utama di perusahaan. 

Kemudian, di sinilah saatnya Anda untuk mengirim email pertama. Dalam mengirim pesan ini, Anda memiliki beberapa tujuan: Kenalkan diri Anda, ungkapkan keterikatan Anda dengan perusahaan, jelaskan nilai yang bisa Anda berikan kepada tim, dan mintalah suatu pertemuan. Meskipun isi email secara jelas menunjukkan ketertarikan Anda pada pekerjaan di perusahaan tersebut, jangan meminta penawaran kerja di awal email Anda. Promosi Anda harus dilakukan nanti saja ketika Anda berbicara satu lawan satu dengan manajer perekrutan. Lagi pula, Anda belum mengetahui secara spesifik kebutuhan dari perusahaan tersebut, dan di sinilah Anda akan menyesuaikan promosi Anda lewat informasi ini. 

Semakin tinggi jabatan penerima email Anda, semakin sedikit waktu yang dimiliki mereka untuk membaca email, dan lebih singkat email yang Anda kirim, maka akan lebih baik. 

Email awal Anda tidak perlu sepanjang cover letter, tetapi Anda juga perlu mengikutkan detail yang relevan dengan kemampuan dan pengalaman Anda. Cobalah untuk mengikuti format berikut. 

  • Mulai dengan mendeskripsikan apa yang ingin Anda tulis.  
  • Jika Anda sebelumnya belum memperkenalkan diri secara formal, perkenalkan diri Anda dan jelaskan bagaimana Anda bisa mendapatkan kontak informasi orang tersebut. 
  • Jelaskan kemampuan dan pengalaman yang relevan secara singkat. Lebih pentingnya lagi, hubungkan hal ini dengan bagaimana Anda akan bisa berpengaruh pada tim mereka. 
  • Jelaskan secara jelas apa yang ingin Anda diskusikan dengan mereka. 
  • Cantumkan LinkedIn atau portofolio Anda, supaya mereka bisa mempelajari latar belakang atau melihat contoh pekerjaan Anda. 
  • Di bawah ini ada satu contoh email yang ingin saya kirim jika saja saya lulus dari universitas dan ingin mempromosikan diri untuk profesi reporter berita politik di televisi.

Subject: Pertemuan untuk membahas jabatan MMJ di [nama perusahaan/tim] | Dirujuk oleh [nama kontak yang menghubungkan Anda dengan manajer perekrutan]

Halo [nama manajer],

Nama saya Starla Sampaco dan saya adalah peserta magang di [nama perusahaan]. [Sebutkan nama kontak yang memperkenalkan Anda] merekomendasikan saya untuk menghubungi Anda karena saya begitu tertarik untuk memulai karier di [nama perusahaan/tim] setelah lulus dari universitas.

Saat ini saya mengambil gelar ganda di jurusan jurnalisme dan jurusan hukum, masyarakat, dan keadilan di University of Washington dan telah magang di beberapa kantor berita di Seattle, termasuk KING 5. Dalam magang terakhir saya, saya menjadi pembawa acara on-air dan produser di TVW, dimana saya meliput sesi legislasi di Washington. Sebagai seorang jurnalis multimedia, saya berharap bisa terus meliput berita politik dan imigrasi setelah saya lulus dari UW pada bulan Juni nantinya. Saya sangat menikmati menonton liputan politik selama beberapa tahun di [nama perusahaan] dan sangat berharap bisa berkontribusi pada liputan tersebut sebagai reporter imigrasi.  

Jika saja terdapat lowongan posisi di [nama perusahaan] untuk jurnalis multimedia, saya sangat berharap bisa ikut dipertimbangkan. Apakah kiranya Anda berkenan untuk melakukan meeting dengan saya lewat Zoom? Saya ingin mempelajari banyak hal tentang bagaimana saya bisa mempersiapkan diri untuk bisa berhasil dalam melamar pekerjaan di tim Anda. 

Berikut saya melampirkan contoh pekerjaan saya yang terbaru. Anda juga bisa menemukan detail lebih lanjut mengenai latar belakang saya lewat link profil LinkedIn saya:

[link 1]

[link 2]

Tips tambahan:

Secara umum, semakin tinggi posisi penerima email Anda di suatu perusahaan, semakin sedikit waktu yang mereka miliki untuk membaca email Anda, dan semakin pendek email Anda, semakin baik pula untuk mereka. Tunjukkan gaya komunikasi dan norma etika dalam menulis email di industri Anda. Saya sudah memperhatikan bahwa di dunia akademis, misalnya, email cenderung lebih bertele-tele daripada email yang dikirim di industri media dan teknologi.

5) Lakukan tindak lanjut (jika diperlukan). 

Ketika Anda selesai mengirim email, bersabarlah! Tidak masalah sebenarnya untuk melakukan tindak lanjut, tetapi jangan berlebihan dalam melakukannya, bisa saja Anda bisa membuat manajer tersebut kesal. Tunggu setidaknya 1 minggu sebelum kembali menghubungi mereka. Dan saat Anda melakukannya, cukup tuliskan secara singkat: 

Halo [nama manajer],

Saya menulis email ini untuk melakukan tindak lanjut terkait email saya sebelumnya. Apakah Anda memiliki waktu untuk bertukar pesan dalam beberapa minggu mendatang?

Terima kasih sebelumnya untuk pertimbangan Anda!

Jika Anda belum mendapat balasan, tunggu sekitar 2 minggu setelah mengirim email lanjutan. Lalu, Anda bisa menulis pesan seperti:

Halo [nama manajer],

Saya menulis email untuk tindak lanjut yang terakhir kalinya. Apakah Anda bersedia untuk melakukan pertemuan dengan saya lewat Zoom bulan depan untuk mendiskusikan peluang adanya lowongan di tim Anda?

Jika sudah seperti ini, maka kemungkinan Anda diabaikan, segeralah beralih ke pimpinan lainnya, dan jangan terlalu serius menanggapi hal ini. Bisa saja orang ini menerima banyak email yang sama dan tidak bisa merespon ke tiap orang. 

Tips tambahan:

Jika Anda masih belum mendapat balasan hingga berkali-kali, cobalah untuk menambahkan manajer perekrutan di LinkedIn. Jika mereka memiliki kotak masuk yang belum dijawab, mudah saja email Anda untuk terbuka. Notifikasi LinkedIn mungkin bisa jadi pengingat bagi seseorang untuk akhirnya membalas email Anda. 

6) Jual diri Anda.

Jika manajer tersebut akhirnya menerima undangan Anda untuk bertemu, selamat! Setidaknya Anda telah mencapai tahap wawancara kerja secara informal, dan Anda harus menganggapnya demikian. 

Pertemuan pertama ini, selayaknya wawancara kerja, membutuhkan percakapan dua arah, bukan hanya kesempatan bagi Anda untuk menunjukkan rangkaian pencapaian, jadi persiapkan diri dengan beberapa pertanyaan. Saya merekomendasikan untuk bertanya mengenai kebutuhan bisnis perusahaan, prioritas mereka, dan kemana arah perusahaan tersebut berjalan. 

Kemudian, diskusikan kemampuan dan pengalaman Anda serta bagaimana Anda bisa memberikan pengaruh kepada perusahaan. Ingatlah untuk menyesuaikan bagian percakapan Anda ini dengan tanggapan mereka terhadap pertanyaan Anda sebelumnya tentang prioritas perusahaan. Sebagai pelamar, tugas Anda adalah menghubungkan keterampilan dan pencapaian Anda dengan kebutuhan mereka. Tunjukkan pada mereka bagaimana Anda akan membuat pekerjaan mereka lebih mudah atau bagaimana keterampilan Anda dapat membantu tim mereka mencapai tujuan mereka lebih cepat. Anda juga dapat melakukan ini dengan memberikan contoh proyek baru yang akan Anda mulai atau membagikan bagaimana Anda akan cocok dengan inisiatif tim yang ada.

Ini bukan tentang menyombongkan diri atau pamer—namun, tentang membuktikan kepada orang lain bahwa Anda memang bisa melakukan apa yang Anda katakan. 

Selama melakukan percakapan, jelaskan jika Anda telah mencari tahu tentang perusahaan tersebut. Tunjukkan beberapa bidang dalam bisnis yang ingin Anda fokuskan atau mungkin dikembangkan lebih jauh—ini akan membuat Anda terlihat sebagai orang giat dan bersemangat dengan misi perusahaan. 

Terakhir, coba ungkapkan pertanyaan ini: “Pekerjaan yang Anda lakukan di [nama perusahaan/tim] sangatlah menarik, dan saya ingin menjadi bagian dari tim tersebut setelah saya lulus. Apakah Anda mempertimbangkan untuk membuka posisi baru di beberapa tahun ke depan?… Dan seperti yang telah didiskusikan, apakah saya bisa jadi anggota yang cocok untuk tim tersebut?”

Jawaban manajer terhadap pertanyaan terakhir Anda ini akan membuat Anda semakin percaya diri atau justru berisi saran supaya Anda bisa meningkatkan peluang diterima di perusahaan tersebut. 

Tips tambahan: Banyak orang merasa sulit untuk membicarakan pencapaian mereka karena takut akan dianggap tidak jujur atau arogan. Menanggapi hal ini, Jones menyarankan untuk membingkai pencapaian tersebut sebagai bentuk passion atau sesuatu yang membuat Anda senang melakukannya. Misalnya, kata Jones, Anda dapat mengatakan sesuatu seperti: “Saya suka membuat konten, dan baru-baru ini saya membuat entri blog tentang [topik] yang sudah dilihat 10.000 kali.” Jones mengatakan kepada saya bahwa ini bukan tentang menyombongkan diri atau pamer—namun, tentang membuktikan kepada orang lain bahwa Anda memang bisa melakukan apa yang Anda katakan.

7) Jangan menunda karena kata “tidak.” 

Penolakan adalah hal yang tak terhindarkan, tetapi jangan salah memaknainya sebagai kegagalan. Terkadang, “tidak” bisa berarti “tidak sekarang.”

Saya belajar tentang hal ini beberapa tahun lalu, ketika saya mempromosikan diri saya untuk posisi reporter video dengan bantuan seorang mentor yang bekerja di perusahaan yang saya minati. Ketika saya pertama kali mempromosikan diri saya ke manajer perekrutan, mereka melihat adanya nilai dalam kemampuan saya, tetapi mereka tidak punya lowongan di tim mereka. Meskipun saya kecewa karena pertemuan kami tidak menghasilkan suatu penawaran, waktu saya tidak terbuang percuma. Kami tetap menjalin komunikasi dan tiga bulan kemudian, manajer tersebut memberikan posisi yang sesuai dengan keahlian saya, dan akhirnya saya berhasil dipekerjakan. 

Tips tambahan: Jika posisi pekerjaan ideal Anda tidak ada, ajukan posisi baru. Jangan meremehkan kekuatan orang dalam yang bisa membantu Anda.

Sebagai saran saya yang terakhir… 

Saat Anda sedang mencari pekerjaan, tidak ada salahnya untuk melamar lowongan pekerjaan yang Anda temukan secara online. Namun, secara proaktif menjangkau manajer perekrutan akan memberi Anda lebih banyak keuntungan dibandingkan pelamar lainnya. Jika Anda sudah membangun hubungan seperti ini dengan pemberi kerja dan orang-orang yang dapat memengaruhi keputusan perekrutan, kemungkinan besar Anda akan menerima pemberitahuan tentang lowongan yang akan datang sebelum diposting secara online, dan Anda akan memiliki akses ke lebih banyak informasi orang dalam yang dapat membantu Anda memperkuat lamaran Anda.

Jadi jangan menunggu dan mulai lakukan langkah pertama!

Sumber: Harvard Business Review (Starla Sampaco, 02 Juli 2021)

Share your love
Facebook
Twitter

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *